Wujudkan Budaya Tangguh Bencana di Masyarakat Lewat HKB 2023

Setiap 26 April, dalam dunia kebencanaan tanggal tersebut sangat dinanti-nanti untuk dirayakannya Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Namun, ada yang berbeda HKB tahun ini, yaitu bertepatan dengan suasana libur lebaran. Meski begitu, perayaan hal tersebut masih tetap dilaksanakan. 

Dalam rangka menyongsong peringatan HKB tahun 2023 yang akan digaungkan pada Rabu, 26 April 2023, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengundang segenap komponen pentahelix untuk bersama-sama mengikuti “Launching & Kick Off Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2023” yang dilaksanakan pada 10 April 2023. 

Baca juga : RELAWAN DAN PEKERJA KEMANUSIAAN : GARDA TERDEPAN KEBENCANAAN

Pada kesempatan acara tersebut, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengatakan ada tujuh kabupaten yang dialiri Sungai Bengawan Solo akan turut berpartisipasi. Kabupaten-kabupaten yang ikut serta tersebut sudah melakukan Destana atau Desa Tangguh Bencana, dimana di Jawa Timur sebanyak 100 desa dan kurang lebih 40 desa di Jawa Tengah. Desa tersebut menunjukkan bahwa mereka sudah menjadi satu daerah yang tangguh bencana melalui Destana. 

Lebih lanjut, Prasinta mengatakan konsep acara HKB tahun 2023 adalah Siap Untuk Selamat dengan sub-tema “Tingkatkan Ketangguhan Desa Kurangi Risiko Bencana”. HKB 2023 ini diperingati pada 26 April dengan berbagai kegiatan yang terpusat di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. 

Kegiatan awal dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat, membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), hingga panggung masyarakat yang berkaitan dengan pesan kewaspadaan terhadap bencana. Peringatan HKB 2023 ini, masyarakat jauh lebih menyadari untuk membentuk Destana, akan dimulai di unit yang lebih kecil, yakni keluarga. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo menuturkan peringatan HKB tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang mana pada tahun 2021 menekankan pada kesiapsiagaan gempa dan tsunami, dan di tahun 2022 menitikberatkan waspada gunung api. Di tahun 2023 ini terkait dengan kawasan DAS sungai, yaitu Bengawan Solo. 

“Kita tampilkan betul-betul tradisi atau budaya lokal yang ada di masing-masing Kabupaten. Namun, nanti di Lamongan sebagai pusatnya kami akan menampilkan kesenian ludruk, tapi yang berpesan pada penguranagn risiko bencana dan tercatat masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana atau budaya sadar bencana yang ada di lingkungan di sepanjang Bengawan Solo, khususnya di Kabupaten Lamongan,” ujar Pangarso. (MA)