‘Wilah’ Si Sobat Sampah

Sobat DisasterizenSiagaBencana.com ingin curhat deh! Jadi, suatu ketika saat SiagaBencana.com ingin pulang ke rumah. Di tengah-tengah perjalanan yang sangat macet, dari kejauhan melihat ada sepasang kekasih yang sedang naik motor buang sampah sembarangan di jalanan. Duh kesel banget rasanya! Atau kamu pernah tidak melihat mobil mewah, lalu dengan enaknya membuang sampah di tengah jalan? Gregetan banget ya?

Memang susah mengubah sikap orang untuk tidak membuang sampah sembarangan. Ini akan berangsur-angsur menjadi sebuah kebiasaan. Tapi kalau tidak diedukasi, lingkungan akan semakin hancur dengan perilaku manusia yang seperti itu. Membuang sampah juga bukan hanya membuang ke tong sampah saja, tapi juga sampah harus dipilah lagi dari yang non-organik dengan organik.  

Nah, belajar tentang sampah ini penting diajarkan sejak kecil. Yang menjadi persoalan adalah anak akan mudah bosan dan malas jika diajarkan hanya melalui teorinya saja, ya kan? Anak butuh hiburan yang bisa mengedukasi mereka. Tapi apakah ada permainan yang bisa mengedukasi mereka tentang sampah?

Tentu ada dong! Permainan tersebut bernama Wilah. Yap, Wilah ini akan mengajarkan anak-anak tentang memilah sampah. Kenalan yuk sama pembuatnya!

Sumber : @wilah.cardgame

Wilah adalah permainan kartu yang diciptakan oleh Ryan Sucipto. Ryan merupakan pendiri Social Designee, organisasi nirlaba (yang tidak mengambil untung) berbasis kreativitas dan bertujuan untuk mengembangkan ekosistem sosial yang positif kepada anak muda di Indonesia.

Baca juga : TRADISI MENANAM 111 POHON MASYARAKAT INDIA

Bagaimana cara memainkannya?

Gini cara mainnya Disasterizen! Wilah card ini memiliki tiga jenis kartu, yakni Kartu Sampah Organik (warna hijau), Kartu Sampah Plastik (warna oranye), dan Kartu Sampah Kertas (warna biru). Lalu, dalam setiap ronde, satu tumpuk kartu akan dibagikan sampai habis ke semua pemain dalam keadaan tertutup.

Pemaik kemudian membuka kartu dari tumpukannya masing-masing dan dibuang ke area tengah permainan, secara bergantian. Hal ini dilakukan sampai ada tiga sampah yang jenisnya sama atau saat muncul dua gambar yang sama. Kalau kartu itu sudah terjadi, maka pemain berlomba menepuk kartu tersebut dengan meneriakkan kata “Wilah”. Nah, pemain pertama yang menepuk akan mengumpulkan kartu sejenis dari tempat sampah untuk dijadikan poin.

Jika permainan ini dikenalkan kepada anak akan mengajarkan banyak hal. Misalnya saja memahami mana sampah plastik kertas, atau organik. Lalu, mereka akan mempraktikkannya dalam dunia nyata. Contohnya saja saat mereka membuang sampah dan bercerita kepada orang tuanya, “Mah/Pah, yang ini sampahnya nggak boleh digabung, karena jenisnya beda”.

Kamu bisa membeli permainan ini dengan menghubungi langsung Instagram @wilah.cardgame atau @socialdesignee. Bisa langsung kamu tanya-tanya langsung harganya di sana! Yuk mulai cintai alam dan produk lokalnya! (MA)

Sumber : Wilah & Boardgame.id