Setelah kita melewati bulan Agustus 2019, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah peristiwa bencana yang sering terjadi. Hal ini dikarenakan musim panas yang berkepanjangan dan akan masih terus berlangsung hingga bulan Oktober 2019 nanti.
Kalau berdasarkan Petugas Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Adi Ripaldi pada Jumat (30/8), ada sebanyak 97% wilayah zona musim Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Kemungkinan musim hujan di Jawa bagian barat akan terjadi pada akhir bulan Oktober, sedangkan untuk beberapa wilayah lain di Indonesia terjadi pada bulan November bahkan hingga Desember! Duh!
Baca juga : TERJEBAK NOSTALGIA DALAM BUKU SUTOPO PURWO NUGROHO
Musim kemarau akan masih terus dan patut untuk diwaspadai terhadap potensi karhutla yang meluas, khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan Perwakilan LAPAN, Indah Prasasti, provinsi yang masih perlu perhatian dalam penanganan karhutla adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Selain itu, pada catatan BNPB di awal hingga akhir bulan Agustus 2019, telah terjadi 151 bencana yang berdampak pada korban meninggal 13 jiwa, 7 luka-luka, dan 10.533 mengungsi. Sedangkan kerusakan bangunan yang dialami sebanyak 1.498, dengan kategori berbeda-beda.
Peristiwa bencana tertinggi masih terjadi di Pulau Jawa, disusul Sumatera dan Kalimantan. BNPB ini yang akan mengawasi tiga wilayah tersebut dengan jumlah kejadian tertinggi dan berurutan, yaitu Jawa Timur dengan 43 kejadian, Jawa Tengah 20, dan Jawa Barat 13.
Sedangkan wilayah Sumatera, jumlah kejadian tertinggi di Provinsi Aceh dengan 18 kejadian. Kejadian bencana tertinggi pada wilayah Kalimantan yaitu di Kalimantan Selatan dengan 11 kejadian.
Untuk periode Januari hingga Agustus 2019 ini sebanyak 2.524 kejadian bencana terjadi di wilayah nusantara. Dari sederet kejadian, korban meninggal mencapai 402 jiwa dan hilang 27, sedangkan kerusakan rumah 37.906 unit. Kerusakan rumah tersebut dengan kategori berbeda, dengan rincian rusak berat 7.644 unit, rusak sedang 6.575, dan rusak ringan 23.687. Sedangkan jumlah warga yang menderita akibat bencana mencapai 3.464.347 jiwa.
Kalau dilihat dari jenis bencananya ya, puting beliung, banjir, dan tanah longsor, jumlah kejadian bencana pada 2019 lebih tinggi dibandingkan pada tahun lalu. Puting beliung pada 2019 berjumlah 816 kejadian, sedangkan 2018 pada angka 793. Demikian juga kejadian banjir pada 2019 berjumlah 647, sedangkan tahun sebelumnya 582 dan longor 2019 pada 614 kejadian dan 2018 pada 404.
Untuk dari itu, kita harus tetap terus waspada dan siaga dalam menghadapi berbagai ancaman yang akan datang nantinya. Siap melakukan itu? (MA)
Sumber : BNPB