Fenomena El Nino dan La Nina merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. Nah, La Nina sendiri merupakan fenomena yang menyebabkan curah hujan di suatu kawasan turun secara berlebihan.
Proses terjadinya La Nina adalah perjalanan air laut yang panas ke arah barat, akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Sumadera Hindia akan bergerak menuju Indonesia.
Dampak utama La Nina ke cuaca atau iklim di Indonesia yakni timbulnya peningkatan curah hujan. Akan tetapi, kondisi topografi, musim atau bulan, dan intensitas di Indonesia yang berbeda-beda, maka dampak La Nina di Indonesia pun tidak seragam di seluruh wilayah.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG), prakiraan dampak La Nina terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021. Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan sejak bulam Oktober hingga November 2020. Pada bulan Oktober/November berdampak di wilayah tengah timur. Namun, pada bulan Desember/Januari/Februari berdampak di wilayah tengah utara.
Prof. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG dalam webinar berjudul ‘Fenomena La Nina Apa yang Harus Dilakukan?’ pada 11 Oktober 2020, mengatakan sebagian besar wilayah di Indonesia diprediksi sudah memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2020 (34.8%) dan November 2020 (38.3%) yaitu di sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat, Gorontalo, sebagian besar Sulawesi Utara, Maluku Utara, Pulau Buru bagian utara, Papua barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Prof. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menambahkan puncak musim hujan diprakirakan umumnya akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021. Pada bulan Oktober – Desember 2020, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan akan mendapatkan hujan kategori Menengah hingga Tinggi sampai Sangat Tinggi, kecuali sebagian wilayah Pantai Utara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Selain itu, sebagian besar Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Papua bagian selatan mendapatkan hujan kategori Rendah pada bulan Oktober 2020.
Pada bulan Januari – Maret 2020, sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan umumnya masih mendapatkan hujan dengan kategori Menengah hingga Tinggi sampai Sangat Tinggi. Namun, sebagian wilayah Pantai Timur Aceh dan Sumatera Utara pada bulan Februari dan Maret diprakirakan mendapatkan hujan kategori Menengah hingga Rendah.
Lilik Kurniawan, Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengajak semua pihak untuk mewaspadai fenomena cuaca La Nina. Antisipasi harus dilakukan secara baik dengan memanfaatkan data meteorologi, sehingga dapat melakukan pengurangan risiko bencana.
Selain itu, pada bulan Oktober – November 2020 memastikan seluruh Bupati/Walikota melakukan kesiapsiagaan di daerah masing-masing dan seluruh OPD provinsi sudah mempersiapkan sumber daya dalam mendukung kesiapsiagaan. Bukan hanya itu, lakukan juga simulasi TTX sesuai rencana kontigensi yang sudah disiapkan, himpun relawan dan dukungan lainnya untuk kesiapsiagaan level provinsi.
Lilik Kurniawan menambahkan, bawah setiap daerah yang rawan akan ancaman bencana disarankan memiliki tempat evakuasi sementara, serta pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui apa yang harus dilakukan dengan pertimbangan protokol kesehatan. Bukan hanya itu, sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak dan melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontigensi yang sudah dibuat.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa provinsi diperkirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober dan November 2020. Waspadai daerah yang diprediksi kondisi hujannya di atas normal, meskipun tidak seragam seluruh wilayah Indonesia. Jangan lupa untuk selalu siap siaga dalam keadaan apapun dan melakukan upaya mitigasi bencana, Sobat Disasterizen! (MA)