Pada Sabtu, 29 Juni 2019 lalu, terjadi gempabumi yang mengguncang wilayah selatan Pulau Jawa. Ini berasal dari gempa tektonik di wilayah Samudra Hindia Selatan Cilacap. BMKG menyebutkan kalau hasil analisis menunjukkan gempa ini berkekuatan M 5,2 yang terletak pada 8,58 LS dan 108,88 BT. Tepatnya adalah di laut pada jarak 95 km arah selatan Kota Cilacap, Jawa Tengah dengan kedalaman 61 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa ini merupakan gempa menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia,” ungkap Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono.
“Slab lempeng yang tersubduksi ini mengalami deformasi/patahan di zona transisi Megathrust-Benioff pada kedalaman 61 km di bawah cekungan busur muka (fore arc basin) selatan Cilacap,” sambungnya.
BMKG telah melakukan analisis mekanisme sumber gempa dan hasilnya adalah gempa ini dibangkitkan oleh patahan batuan dengan pergerakan mendatar-turun.
“Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Cilacap hingga Bantul Yogyakarta dalam skala intensitas II-III MMI, sedangkan Pacitan dan Pangandaran dalam skala intensitas II MMI. Spektrum guncangan gempa ini cukup luas karena hiposenter gempa ini berada di kedalaman menengah,” kata Daryono .
Dalam catatan yang dipegang oleh BMKG ini, sejak bulan Mei 2019 sudah terjadi 4 (empat) kali lho Disasterizen! Gempa ini mengguncang selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah, yaitu pada 18 Mei 2019 (M 5,6), pada 9 Juni 2019 (M 5,5), pada 21 Juni 2019 (M 5,2) dan pada hari ini 29 Juni 2019 (M 5,2). Pada ke empat gempa ini menjadi teka-teki karena dipicu oleh penunjaman lempeng di zona megathrust-benioff. Warning! Sudah empat kali gempa Disasterizen!
Wah, dengan adanya peningkatan aktivitas kegempaan di selatan Cilacap dan Pangandaran ini kita perlu waspada dan selalu siaga! Lantas, apakah kalian sudah siapkan tas siaga? Sudah menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul keluraga? Kalau belum, yuk lakukan! Penting banget nih Disasterizen untuk terus menggalakkan pengurangan risiko gempa dan tsunami. Let’s go Disasterizen! (MA)
Sumber : Kompas.com