Tsunami, satu kata yang mengandung penuh rasa. Ada panik, cemas, takut, segalanya tercampur menjadi satu saat mendengar kata tersebut. Saat tsunami menerjang, semua hancur terbawa oleh gelombang yang mengganaskan itu, termasuk material-material yang ada di dasar laut.
Tidak jarang tsunami akan menyeret material di dasar laut, salah satunya adalah tsunami stone atau batu tsunami. Ada yang mengenal ini Disasterizen? Izinkan SiagaBencana.com bercerita mengenai ini ya, simak!
Baca juga : NGAYU-AYU MEMILIKI PESAN TERSEMBUNYI
Prof. Yoshiyuki Kaneda yang berasal dari Jepang menjelaskan kalau batu-batu yang ada di pesisir sebagai Tsunami Stone atau batu tsunami yang artinya adalah bebatuan yang terkirim dari laut oleh kuatnya gelombang tsunami.
Berdasarkan cerita yang dibagikan oleh Nuraini Rahmah Hanifah, pada saat kegiatan Ekspedisi Desa Tangguh Becana Tsunami (EDT) di Madasari, Pangandaran (4/8/19), batu-batu dari dasar laut ini tersebar di kawasan Pantai Madasari, lho. Berdasarkan cerita masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, batu-batu ini tadinya tidak ada sebelum terjadinya tsunami Pangandaran pada tahun 2006 silam.
Pada batu tersebut tampak adanya karang-karang yang nempel pada permukaan batu. Warna batu ada yang lebih terang, ada juga yang lebih gelap. Batu yang berwarna yang gelap ini diduga karena usia terseretnya oleh gelombang yang dahsyat itu terlebih dahulu. Kalau dilihat dari catatan sejarah pada zaman dahulu, di daerah ini tuh pernah terjadi tsunami pada tahun 1921. Nah, batu tsunami ini bisa menjadi daya tarik tersendiri sebagai daerah geowisata.
Bahkan di negeri Sakura (Jepang) terdapat juga batu tsunami, yaitu di daerah Ishigaki Island, Okinawa, dan Selatan Jepang. Di karenakan banyaknya batuan tsunami tersebut, banyak wisatawan datang untuk melihatnya. Batuan tsunami ini dikirim oleh tsunami Okinawa yang terjadi di tahun 1771 silam.
Jadi, meskipun tsunami bisa menimbulkan banyak kerugian. Ada sisi lain yang bisa diambil hikmahnya Disasterizen, yaitu sebagai destinasi wisata. Serta, sebagai pengingat kita bahwa daerah ini pernah terjadi bencana tsunami di zaman dahulu. Ayo jadi masyarakat tangguh bencana! (MA)