Ketika berbicara tentang bencana, manusia tidak akan ada yang pernah tahu kapan dan dimana akan terjadi. Namun, yang bisa manusia lakukan adalah melakukan upaya pencegahan bencana. Ada berbagai langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya, salah satunya pada pengetahuan mitigasi kearifan lokal masyarakat Indonesia, misalnya masyarakat Tatar Karang, Cipatujah, Tasikmalaya.
Rabu (9/6), pada webinar Reboan Vol.9 yang bertajuk ‘Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi’, Samson CMS., S.Sos., M.I.Kom., Dosen Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi UNPAD menjelaskan bahwa masyarakat Tatar Karang memiliki pengetahuan lokal tentang mitigasi tsunami.
Berikut SiagaBencana.com ulas beberapa pengetahuan lokal berbasis mitigasi bencana, check it out!
Baca juga : KINI KITA HIDUP BERDAMPINGAN DENGAN MAKHLUK TAK KASAT MATA
Cerita Uga Sagara Saba Darat
Di dalam cerita tersebut, terdapat beberapa kalimat yang menunjukkan istilah tsunami dan tanda-tanda tsunami yang mana bisa dijadikan sebagai upaya mitigasi bencana. Dalam cerita, tsunami disebut dengan Saba darat (jaga mah sagara Saba Darat). Serta tanda-tanda tsunami yang disebutkan dalam cerita, yakni cai hideung (air laut menghitam), langit ceudeum (awan hitam), totonden soto (kerbau, burung, capung).
Manuskrip
Pengetahuan mitigasi bencana juga tercatat dalam beberapa manuskrip kuno, misalnya Pustaka Bumi Gerempa (naskah gempabumi), Pustaka Jaladimantri (naskah imlu kelautan), dan Jyotisa Sastra (ilmu astronomi).
Artefak
Di daerah Tatar Karang terdapat artefak Karang Nyungcung. Karang Nyungcung adalah salah satu bukti tsunami purba yang terjadi di wilayah kidul Tatar Karang. Selain itu ada Kohkol Penteng, yang mana ada sebuah alat peringatan dini bencana milik masyarakat lokal yang diletakkan di depan rumah. Kohkol Penteng akan berbunyi jika terjadi gempabumi.
Permainan
Mengedukasi mitigasi bencana juga bisa dilakukan melalui permainan, misalnya permainan Ulin Bebtengan, Ulin Papncuhan, Ulin Pakakas, Ngangon Munding.
Jika disimpulkan bersama, betapa banyaknya kearifan lokal berbasis mitigasi bencana yang bisa dipelajari dan menjadi landasan kesiapsiagaan bencana. Yuk mulai sekarang tetap lestarikan budaya. Cerita donk di daerahmu ada kisah apa yaa terkait sejarah kebencanaan? (MA)