Sob, polusi udara di Indonesia kian hari makin tambah buruk ya. Bukan cuma Jakarta doang yang mengalami itu, tapi wilayah di Tangerang Selatan malah lebih parah dibandingkan dengan wilayah Jakarta menurut www.airvisual.com pada 13 Agustus 2019.
Selama ini kan kita diajarkan kalau menanam pohon bisa mengurangi polusi udara dan membuat udara menjadi lebih sehat. Akan tetapi, apakah kamu tahu kalau ternyata pohon juga bisa lho yang menyebabkan terjadinya polusi udara?
Pohon juga bisa menyebabkan polusi udara jika cuaca panas. Lho emang iya? Iya! Jadi, seperti yang dilansir dari Kompas.com, dalam Environmental Science & Technology, Galina Churkina dari Humbolt University dan koleganya membandingkan penggambaran ukuran zat kimia dari tanaman di area metropolitan Berlin-Bradenburg pada dua musim panas, di 2006 ketika ada gelombang panas dan 2014 ketika temperatur normal atau rata-rata 25 derajat celcius.
Ternyata nih ketika temperatur normal, zat kimia dari tanaman hanya membantu menciptakan 6 hingga 20 persen ozon. Namun, ketika temperatur naik hingga di atas 30 derajat, kandungan gas yang dikeluarkan oleh tanaman, naik hingga menciptakan 60 persen ozon (O3).
*Note: Ozon ini terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Ozon dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan cemar biasa.
Beberapa zat kimia dari tanaman yang berkontribusi pada polusi udara adalah isoprene, monoterpenes, dan sesquiterpenes yang bereaksi dengan nitrogen oksida yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Baca juga : WARNING, ADA 295 SESAR AKTIF DI INDONESIA
Saat bertemu dengan nitrogen oksida, isoprene akan menciptakan ozon, gas tidak berwarna yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Sementara itu, monoterpenes dan sesquiterpenes yang bereaksi dengan nitrogen oksida akan menciptakan partikel kecil seperti debu di udara.
Saat menemukan hubungan antara tanaman dengan polusi, Churkina dan koleganya tidak kaget.
“Namun, kekuatannya sangat menakjubkan,” katanya.
Meskipun begitu, dengan adanya penemuan ini bukan berarti kamu, pemerintah dan seluruh masyarakat harus berhenti menanam pohon di daerah perkotaan. Robert Young, seorang pakar penataan kota di University of Texas, Austin, Amerika Serikat, yang tidak terlibat dengan penelitian tersebut berkata bahwa segalanya memiliki efek ganda.
Melalui informasi yang didapatkan dari penelitian ini, Young menyarankan dalam mengurangi terjadinya polusi udara adalah dengan lebih ketat dalam mengurangi emisi (kandungan gas mesin yang dibuang ke udara) kendaraan bermotor.
Pendapat ini disetujui oleh Churkina, ia berkata kalau penambahan pohon di area kota tidak bisa dilakukan sendirian. Menurut ia juga dalam kampanye penanaman pohon perlu dikombinasikan dengan pengurangan polusi dari kendaraan bernotor. Hal ini guna untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia. (MA)
Sumber: Kompas.com