Tradisi Tau Taa Wana Dalam Pengurangan Risiko Bencana

Coba deh Disasterizen, bayangkan kita akan jalan-jalan keliling Indonesia. Sekarang kita pergi mengelilingi Pulau Sulawesi, tepatnya berada di pegunungan Tokala, Sulawesi Tengah. Daerah diantara hijaunya Pegunungan Tokala ini terdapat suku yang sangat tua, yaitu Suku Wana. Suku ini sering disebut sebagai Tau Taa Wana, yang berarti orang tinggal di hutan. Mereka juga menyebut diri mereka sebagai Tau Taa atau orang Taa.

Kalian mesti tahu kalau orang-orang dari Tau Taa Wana ini memiliki tradisi sebagai pengurangan risiko bencana, lho!  Orang Taa Wana memiliki kebiasaan hidup berladang pindah. Kebiasaan orang Taa Wana ini berladang pindah yang menyesuaikan dengan musim.

Misalnya saja ketika musim hujan, mereka tidak mengolah dan menempati ladang dikawasan tepian sungai. Mereka akan berpindah ke ladang lainnya dan menempati ladang dikawasan pegunungan dengan maksud untuk menghindari jika sewaktu-waktu terjadi luapan sungai. Lalu, selepas musim hujan mereka akan kembali berladang di tepian sungai.

Baca juga : ALAM TIDAK BUTUH KATA-KATA MUTIARA, TAPI ALAM BUTUH AKSI NYATA

Bagi orang-orang Taa Wana ini, alam memiliki kehendaknya sendiri yang tidak dapat ditolak apalagi dilampaui oleh manusia. Orang Taa Wana ini menurut mereka memiliki hubungan erat dengan alam, bahkan menganggap sahabat alam. Maka dari itu, mereka bersikap bijak dengan alam, karena alam dipandang bagian dari jiwa dan raganya. Nah, ladang berpindah ini merupakan aktivitas mengikuti irama gerak alam.

Dari pola hidup seperti mengolah sumber makanan, membangun kawasan tempat tinggal, bertahan hidup, merupakan aktivitas orang Taa Wana sehari-hari di mana mereka sangat memahami bagaimana seharusnya hal itu dilakukan. (MA)

Sumber : Yayasan Merah Putih Sulawesi Tengah