Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Indonesia (UI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan U-INSPIRE Indonesia melakukan penelitian mengenai Inovasi Komunikasi Efektif Evakuasi untuk Kesiapsiagaan Masyarakat dan Wisatawan terhadap Tsunami (IKETAN) di kawasan pariwisata Kelurahan Tanjung Benoa, Bali. Penelitian ini juga bermitra dengan BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Badung, serta melibatkan FPRB Tanjung Benoa, Bendesa Adat Tanjung Benoa dan stakeholder setempat lainnya.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Dr. Endra Gunawan (ITB) beserta Dr. Nuraini Rahma Hanifa (BRIN), Nurul Sri Rahatiningtyas (UI), Iman Fatchurochman (BMKG), Giovanni Cynthia Pradipta (U-INSPIRE Indonesia), Ida Bagus Oka Agastya (U-INSPIRE Indonesia), dan I Nyoman Putera Indrawan (UI). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan Ideathon Bali Kembali yang mana mendapatkan dana dari Kemenristek/BRIN bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Riset kebencanaan Ideathon Bali Kembali adalah salah satu upaya mengoptimalkan peran pelibatan perguruan tinggi untuk mendukung percepatan pemulihan Bali.
Perlu diketahui, kegiatan penelitian IKETAN ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap potensi bahaya tsunami, tempat dan jalur evakuasi, serta menggali sejauh mana masyarakat dan wisatawan memahami informasi peringatan tsunami dari BMKG dan BNPB, serta perintah evakuasi dari BPBD setempat. Selain itu juga mengembangkan platform digital berbasis website untuk inovasi komunikasi yang efektif terkait informasi evakuasi untuk meningkatkan awareness dan kesiapsiagaan masyarakat dan wisatawan terhadap tsunami.
Ada delapan tahapan dalam penelitian tersebut, seperti:
- Identifikasi sumber dan bahaya gempa pemicu tsunami
- Identifikasi parameter sumber gempa
- Pemodelan tsunami
- Survei lapangan untuk identifikasi dan geotagging lokasi sirene, tempat dan jalur evakuasi, serta alternatif tempat evakuasi
- Analisis data eksposur yang diperoleh melalui survey dan geotagging lokasi dan sebaran pemukiman, tempat wisata, sekolah, dan fasilitas kesehatan, serta hotel
- Network analysis—closest facility
- Gap analysis terkait jalur dan tempat evakuasi terhadap demografi di Kawasan Tanjung Benoa
- Analisis pemahaman masyarakat terhadap tsunami dan evakuasi mandiri dilakukan terhadap beberapa stakeholder di Kelurahan Tanjung Benoa.
Selain itu, salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut adalah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan pada Jumat, 10 September 2021 lalu secara hybrid (daring dan luring), yang dilaksanakan di Wantilan Desa Adat Tanjung Benoa dan zoom.
FGD tersebut dihadiri oleh pemerintah, kecamatan, kelurahan, desa, bendesa, kaling, kepala sekolah, kepala puskesmas, ketua LPM, ketua karang taruna, ketua FPRB, dan ketua Paiketan Krama Istri. Kegiatan tersebut juga difasilitasi dan didukung oleh BPBD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten Badung, dan BMKG Wilayah III Bali.
Di dalam kegiatan FGD tersebut muncul beberapa pertanyaan dan menghasilkan tujuh rekomendasi kebijakan yang mana dapat memberikan manfaat, khususnya dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan wisatawan terhadap tsunami di kawasan pariwisata Kelurahan Tanjung Benoa, Bali.
Kira-kira apa saja sih rekomendasi kebijakannya? Temukan jawabannya pada artikel ini! (MA)