Hallo Sobat Disasterizen, Rabu (31/7) BNPB mengadakan konferensi pers di Gedung Graha BNPB terkait kejadian bencana di bulan Juli 2019 ini.
Seperti yang kita tahu ya kalau saat ini tuh Indonesia sedang dilanda dari berbagai macam bencana, mulai dari gempabumi, letusan gunung, dan lain sebagainya. Yuk simak apa saja yang terjadi!
Baca juga : INTIP RANGKUMAN BENCANA ALAM JUNI 2019
Curah Hujan
Selama bulan Juli di tahun 2019 ini curah hujan pada umumnya masih terlihat di bawah normal. Terutama terjadi di Indonesia bagian selatan, seperti Sumatera Selatan, Sulawesi, Jawa, dan Bali. Nah prediksinya pada bulan Agustus 2019, curah hujan diperkirakan pada umumnya akan kembali di bawah normal.
Jadi kalau dapat disimpulkan wilayah selatan Indonesia akan mengalami hari tanpa hujan yang sangat panjang. Maka dari itu untuk berhati-hati terjadinya kebakaran pada wilayah yang mudah terbakar seperti Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kabupaten Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan sebagainya.
Lalu bagaimana dengan gempabumi?
Gempabumi
Kalau gempabumi mah sudah tidak asing lagi ya bagi kita, sama halnya Jepang pada setiap sudutnya ada titik kegempaan. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami, BMKG, Daryono menjelaskan, selama bulan Juli 2019 Indonesia mengalami gempabumi sebanyak 841 kali yang mana terjadinya peningkatan pada bulan sebelumnya 735 kali. Nah, di bulan ini jumlah gempa lebih banyak terjadi di Indonesia Timur.
Aktivitas gempanya didominasi gempa dengan magnitudo kecil kurang dari 5,0 sebanyak 789 kali. Dibandingkan dengan aktivitas gempa dengan magnitudo di atas 5,0 yang terjadi sebanyak 52 kali, kalau dibanding dengan bulan sebelumnya sebanyak 35 kali. Sedangkan jumlah gempa yang dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 84 kali, lagi-lagi ada peningkatan dengan bulan sebelumnya 65 kali.
Nah, pada bulan Juli 2019 ini terjadi gempa merusak sebanyak empat kali, yaitu:
- Gempa Maluku Utara, 7 Juli 2019 dengan kekuatan M 7,1 (beberapa rumah rusak ringan di Sulawesi Utara)
- Gempa Sumbawa, 13 Juli 2019 berkekuatan M 5,5 (beberapa rumah dan Pura rusak ringan di Sumbawa)
- Gempa Halmahera Selatan, 14 Juli 2019 kekuatannya M 7,2 (13 orang meninggal, 44.063 mengungsi, 2.473 rumah rusak)
- Gempa Bali, 16 Juli 2019 yang kekuatannya M 6,0 (beberapa rumah rusak ringan di Tuban, Badung, Denpasar)
Wilayah Indonesia juga memiliki 6 zona subduksi lempeng aktif dengan rincian 16 segmen zona megathrust.
Itu dia dari gempabumi, lalu selanjutnya yuk kita ke tsunami!
Tsunami
Indonesia memang sangat aktif gempabumi dalam satu tahun ini, namun bulan ini alhamdulillah tidak terjadi tsunami Disasterizen! Pakar tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko menuturkan, potensi tsunami di wilayah Indonesia bersumber dari 16 megathrust dengan tinggi tsunami lebih dari 16 meter. Itulah sebabnya perlu adanya peta titik tsunami yang tersebar, perlu dibuat meggunakan data yang lebih detil.
Gunung Api
Kalau gunung api sih beberapa hari yang lalu sudah terjadi letusan Gunung Tangkuban Parahu. Bahkan baru kemarin, Rabu (31/7), Gunung Kerinci pun melepaskan letusan kecilnya. Abu dari Gunung Kerinci ini teramati setinggi 800 meter. Meskipun begitu tidak mengganggu penerbangan Disasterizen!
Devy Kamil Syahbana, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), memaparkan pada periode bulan Juli 2019 ini, ada 4 tingkatan aktivitas yang perlu kamu ketahui, simak!
- Level IV (Awas) tidak ada gunung api level IV awas
- Level III (Siaga) terdapat dua gunung api, yaitu Gunung Sinabung dan Karangetang
- Level II (Waspada) ada 16 gunung api, yaitu Gunung Anak Krakatau, Kerinci, Semeru, Bromo, Rinjani, Sangeangapi, Merapi, Rokatenda, Lokon, Gamalama, Gamkonara, Ibu, Dukono, Lewotolok, dan Banda Aceh
- Level I (Normal) ada 49 gunung api
Kekeringan
Bagaimana dengan kekeringan? Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Agus Wibowo mengatakan, terdapat 8 provinsi dengan 95 kabupaten yang mengalami kekeringan saat ini Disasterizen, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT. Ancaman ini akan terus berlanjut hingga bulan Oktober 2019.
Tetapi tenang saja Disasterizen, BNPB dan lembaga lainnya sudah menggerakkan personil gabungan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan akibat dari kekeringan ini, yaitu salah satunya dengan cara water booming.
Kalau dilihat secara keseluruhan, dari bulan Januari sampai 31 Juli 2019 tercatat sebanyak 2.277 bencana alam, lho! Ada 388 orang meninggal dunia dan korban luka-luka mencapai angka 1.640 orang. 98% bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi (bencana alam) nih Disasterizen.
Lalu, apa nih peran media dalam kebencanaan? Seperti yang dilakukan Jepang, kalau media Jepang berharap pada pemerintah untuk mengurangi kerusakan dan mendorong orang untuk bersiap pada bencana apapun.
Jadi peran media sangat penting, bagaimana caranya agar pembaca dan masyarakat bisa berpikir positif dalam menghadapi bencana. Dengan melakukan edukasi bagaimana bersiap siaga, membuat konstruksi tahan gempa, mengurangi risikonya dan lain sebagainya. Ayo kita lawan rasa takut dan untuk selalu siaga! Kenali ancamannya, kurangi risikonya. (MA)