Tapak Tilas Tsunami Purba di Gua Laut Sumatra

Sebagian masyarakat Indonesia mengenal istilah kata ‘tsunami’ yaitu pada peristiwa tsunami Aceh 2004 lalu. Namun, nyatanya sudah sejak dahulu tsunami menyerang Indonesia yang kini disebut dengan tsunami purba. Jejak-jejak tsunami purba pun kini sudah mulai banyak dijumpai, salah satunya ada diantara lapisan sedimen di dalam gua laut Sumatra!

Peneliti dari Rutgers University, Amerika Serikat bersama dengan yang lain telah menemukan bukti adanya tsunami purba diantara lapisan sedimen di dalam gua laut Sumatra. Lapisan sedimen tersebut telah berusia 5.000 tahun silam. Penemuan sedimen ditemukan berada di sebuah gua laut yang terletak persis di sebelah selatan Banda Aceh, Indonesia.

Baca juga : LAVA BANTAL : BUKTI NYATA PULAU JAWA BERUPA GUNUNG API BAWAH LAUT

Dalam catatan stratigrafi, gua laut tersebut mengungkap sejarah tsunami pada lapisan berurutan yang terdiri atas pasir, kotoran kelelawar dan puing lainnya yang dibawa oleh tsunami dalam kurun waktu 7.400 hingga 2.900 tahun lalu. Namun, peristiwa tsunami pada 2004 silam yang menghancurkan Aceh dan sebagian besar Asia Tenggara telah menyapu lapisan sedimen yang lebih muda dari 2.900 tahun.

Sumber : baranom

Untuk mengungkap tsunami purba, para peneliti menggali enam parit dan menganalisis lapisan pasir dan puing dengan penanggalan radiocarbon. Penanggalan radiocarbon merupakan metode penanggalan radiometik yang menggunakan isotop karbon-14 untuk menetukan usia material organik. Gua tersebut memiliki bentuk L dan memiliki ujung bebatuan yang ‘menjebak’ lapisan pasir di dalamnya.

Baca juga : 9 BULAN GUNUNG MELETUS, APA BISA

Lapisan sedimen yang terdapat di dalam gua tersebut memberikan petunjuk bahwa adanya 11 tsunami yang terjadi di dunia sebelum tsunami Aceh tahun 2004. 11 tsunami yang terjadi selama periode 7.400 tahun lalu di sepanjang Sunda Megathurst yang membentang sepanjang 5.310 kilometer dari Myanmar hingga Sumatra di Samudra Hindia.

Para peneliti juga telah menemukan adanya 1.000 tahun yang bebas dari tsunami dalam jangka waktu 5.000 tahun. Ditemukan juga adanya satu abad yang dilanda empat tsunami berbeda. Jika dirangkum, secara umum temuan ini menunjukkan bahwa tsunami yang lebih kecil relatif terjadi dalam periode waktu berdekatan, yang diikuti oleh masa ‘istirahat’ panjang, kemudian diikuti oleh gempa besar dan tsunami seperti yang terjadi tahun 2004 lalu.

Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Nature Communications edisi terbaru, dengan judul ‘Highly variable recurrence of tsunamis in the 7,400 years before the 2004 Indian Ocean tsunami‘. (MA)

Sumber : Detik.com & Pikiran Rakyat