Selama ini kita sering kali belajar kesiapsiagaan bencana alam dari negara Jepang. Jepang memiliki segudang cara agar masyarakatnya belajar mengenal dan sadar bencana. Salah satunya adalah dengan membangun museum risiko pengurangan bencana.
Jadi, negara Jepang ini memiliki museum yang bernama Museum Pengurangan Bencana (Disaster Reduction Museum) Kobe. Museum tersebut memiliki alat peraga bencana alam sederhana yang mudah dimengerti Disasterizen. Museum dibangun untuk mengingatkan kehancuran akibat gempa, disusul kebakaran hebat yang melanda Kobe pada 17 Januari 1985 silam. Sama dengan halnya Museum Tsunami Aceh.
Baca juga : PADANG LAMUN SANG KESATRIA BUMI
Berkeliling Museum Kobe
Perlu diketahui, museum ini dibagi dalam dua bagian, yaitu sayap timur dan barat. Sayap barat lebih banyak memberikan informasi dasar dan penjelasan apa yang terjadi saat gempa menggoyahkan Kobe. Sedangkan, di sayap timur terdiri atas lima lantai.
Sumber : fareastfling.me
Di lantai empat ada berupa perpustakaan dan studio audiovisual, sehingga pengunjung yang berkunjung seolah-olah merasakan gempa. Ada suara teriakan orang atau gedung roboh, seolah-olah merasakan sendiri gempa tersebut. Di lantai yang sama terdapat pula ruangan pemutar film tentang gempabumi.
Lalu, kalau pengunjung pergi ke lantai tiga terdapat diorama kerusakan, juga proses rekonstruksi kota secara bertahap setelah bencana menerjang. Lantai tersebut juga didedikasikan sebagai ruangan memorial. Barang sisa dari gempa juga dipajang, mulai dari pernik kecil seperti buku dan album foto, hingga sepeda motor. Semua barang tersebut disumbangkan masyarakat Kobe dilengkapi dengan narasi dan foto-foto yang ditulis masyarakat.
Kita lanjut ke lantai dua! Di lantai dua berisi pengetahuan tentang bencana alam dan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Pembelajaran mengenai bencana ini dibuat menyenangkan, Disasterizen. Bukan hanya gempabumi saja, tapi ada banjir, topan, hingga tsunami.
Sumber : fareastfling.me
Kalau pengunjung pergi ke lantai pertama, pengunjung bisa berdiskusi dengan pemandu yang mana juga korban bencana. Pengunjung juga disediakan ruang untuk bertukar pengalaman dan gagasan tentang kebencanaan. Tapi nih ya Disasterizen, tempat belajar kebencanaan tidak hanya di Museum Kobe saja. Museum tentang kesiapsiagaan bencana sudah tersebar luas di Jepang. Hampir setiap kota mempunyai museum bencana, jika tidak, maka kantor pemadam kebakaran setempat menyediakan informasi dan simulasi. Hal ini dilakukan agar masyarakatnya bisa sadar bencana.
Biasanya, kalau museum itu didanai oleh pemerintah, tapi nampaknya pemerintah Jepang tidak memberikan dana kepada museum yang ada di Jepang. Karena pemerintah Jepang tidak langsung memberikan dana subsidi ke museum, melainkan kepada pihak sekolah. Hal ini bertujuan agar sekolah berkunjung ke museum.
Jadi, setiap hari dalam setahun, minimal ada dua sekolah berkunjung ke museum itu, bergiliran pagi dan siang. Hal ini sekaligus memastikan bahwa setiap siswa pernah berkunjung ke museum untuk melihat dampak bencana dan belajar kesiapsiagaan.
Dengan segala koleksi barang dan berbagai informasi yang terdapat di museum. Sudah seharusnya bisa menjadi sekolah kedua untuk anak-anak. Agar anak-anak bisa membudayakan kesiapsiagaan menghadapi bencana. (MA)
Sumber : Ahmad Arif (Kompas)