Tamu tak Diundang Menjajah Ujung Timur Pulau Jawa

Ujung timur pulau Jawa, yakni Surabaya telah didatangi berbagai penyakit sejak tahun 1900-an. Salah satunya adalah penyakit pes yang datang ke Surabaya pada akhir tahun 1910. Tamu yang tak diundang tersebut masuk pertama kali ke Surabaya ketika pemerintah Hindia Belanda mengimpor beras dari Burma, Myanmar, hal ini dijelaskan Moordiati dalam paparannya berjudul Wabah Penyakit Di Ujung Timur Jawa Abad XVII-XX pada acara Seminar Internasional Literasi Sejarah Kebencanaan 2021, Rabu (13/10/21).

Impor beras ini dilakukan pemerintah kolonial untuk mengantisipasi terjadinya wabah kelaparan sebelum masuk masa panen di Pulau Jawa. Namun amat disayangkan, ternyata beras yang diimpor tersebut tidak sehat, karena di kapal terdapat tikus dan kutu (pinjal) yang terjangkit penyakit pes.

Moordati lebih lanjut menjelaskan, menurut laporan Mededeelingen Van Den Burgeliijken Geneeskuncling Dienst in Nederlandsch-Indie (MBGD) kasus pes pertama kali diidentifikasi di Surabaya dan mengakibatkan 25 korban jiwa meninggal. Hingga akhirnya menyebar ke Malang pada tahun 1912 dan menyebabkan sekitar 2000 orang meninggal dunia.

Kemudian di tahun 1915, penyakit ini sudah sampai di Surakarta dan Madura. Sampai tahun 1924, penyakit pes di Surakarta menjadi bahaya yang mengancam penduduk hingga mengakibatkan 4.482 korban meninggal dunia.

Moordiati juga mengatakan, jika di Surabaya hanya mengenal tiga penyakit utama, yakni kolera, malaria, dan cacar. Namun, pemerintah kolonial terlambat menyadari mengenai penyakit pes.

N. H. Swellengerebel, “De Pestbestrijding in Nederlandsch Indie”, dalam De Gids, Tweede deel, Zeven en Zeventigste Jaargan Amsterdam: P. N. van Kampen & Zoon di halaman 15 menyebut jika di Surabaya hanya mengenal 3 penyakit utama, kolera, malaria, dan cacar, Pemerintah Kolonial terlambat menyadari mengenai penyakit pes,” kata Moordiati.

Untuk menyikapi masalah tersebut, pemerintah di jaman kolonial telah melakukan berbagai upaya. Misalnya saja peningkatan darinage kanal, penyediaan air minum bersih, karantina, dan isolasi mandiri. (MA)