Sudah sejak dahulu, Pulau Jawa memiliki berbagai macam ancaman bencana. Hal ini dibuktikan di dalam Serat Pararaton. Serat Pararaton adalah naskah Sastra Jawa yang ditulis dalam Bahasa Jawa Kawi.
ilustrasi Serat Pararaton
Di dalam naskah tersebut, tertuliskan ada berbagai macam bencana, misalnya saja letusan gunung pada 1233 tahun Saka menurut penanggalan Jawa atau 1311 Masehi. Tidak hanya pada tahun itu, di 1317 Saka (1395 Masehi), 1343 Saka (1421 Masehi), 1373 Saka (1451 Masehi), 1384 Saka (1462 Masehi), dan 1403 Saka (1481 Masehi) juga tertulis dalam Serat Pararaton.
Selain menyebutkan adanya letusan gunung, di dalam naskah juga terdapat tentang lahar dingin dan catatan adanya gempa karena aktivitas gunung berapi. Tidak sampai di situ, Serat Pararaton juga menyebutkan adanya peristiwa kekurangan makan yang sangat lama pada tahun ular-lama-menggigit-orang atau tahun 1348 Saka. Dapat disimpulkan, Serat Pararaton mencatat bahwa bencana sudah terjadi berkali-kali di Pulau Jawa.
Di dalam naskah Pararaton, sepanjang zaman Majapahit terdapat peristiwa letusan gunung berapi hingga lima kali. Meskipun sebenaranya di Serat Pararaton tidak menyebut nama gunung yang meletus tersebut.
Namun bila diperhatikan sejarahnya, bahwa gunung di sekitar Ibukota Majapahit, Trowulan, yang paling sering meletus adalah Gunung Kelud dan meletus secara periodik. Hingga dapat dipastikan bahwa gunung yang dimaksud dalam Serat Pararaton adalah Gunung Kampud atau Gunung Kelud.
Ingin tahu seperti apa sejarah letusan Gunung Kelud pada era di tahun 1900-an? Langsung saja cek di sini! (MA)
Sumber : Mongabay, Jawapos, Sindonews