Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, memang sudah sangat terkenal letusannya di berbagai negara di belahan dunia. Letusannya tersebut bisa menyebabkan tsunami, perubahan iklim, hingga menenggelamkan dua pulau dan munculnya Gunung Anak Krakatau! Tetapi yang masih menjadi pertanyaan, bagaimana bisa dua pulau tenggelam dan muncul Gunung Anak Krakatau?
Baca juga : TELUK LITUYA, TSUNAMI TERTINGGI DI DUNIA
Letusan Gunung Krakatau
Gunung Krakatau purba awalnya memiliki ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut (mdpl), lalu meletus pada tahun 416 Masehi dan telah menghancurkan serta menenggelamkan lebih dari 2/3 bagian badan gunung. Tidak hanya itu, letusannya juga menyisakan 3 pulau kecil yang bernama Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang. Pertumbuhan lava yang terjadi di dalam kaldera Rakata, telah membentuk dua pulau vulkanik, yaitu Pulau Danan dan Pulau Perbuatan.
Kemudian pada tanggal 27 Agustus 1883, terjadi letusan besar yang menghancurkan sekitar 60% tubuh Gunung Krakatau di bagian tengah, sehingga membentuk kaldera dengan diameter lebih dari 7 meter. Letusannya berkekuatan 21.574 kali bom atom dan terdengar hingga radius 4.600 kilometer dari pusat ledakan di Selat Sunda. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.
Meletusnya Krakatau diikuti dengan tsunami yang menyapu lebih dari 295 kampung di pesisir pantai barat Banten, dari Merak, Anyer, Labuan, Panimbang, Ujung Kulon, hingga Cimalaya, di Karawang, Jawa Barat. Selain itu, letusan itu menghancurkan Pulau Danan, Pulau Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter.
Lalu, kegiatan vulkanik di bawah permukaan laut terus berlangsung dan pada periode 1927 – 1929 muncul sebuah dinding kawah ke permukaan laut sebagai hasil erupsi. Pertumbuhan ini terus berlangsung hingga membentuk Gunung Anak Krakatau. Gunung Anak Krakatau ini ditandai pada 29 Desember 1927, ketika sejumlah nelayan dari Jawa menyaksikan ada uap dan abu muncul dari kaldera. Setiap bulan tubuhnya bertambah tinggi, sekitar 0,5 meter atau 6 meter per tahunnya. Puncak Gunung Anak Krakatau dengan batuan basalt muncul ke permukaan air pertama kali pada 26 Januari 1928.
Nah, penjelasan lebih detailnya lagi, bisa Sobat Disasterizen tonton video di bawah ini! Check it out! (MA)