Sekolah Muhammadiyah: Menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana Berbasis Qobilah

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan Hari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) pada tanggal 13 Oktober di tahun 1989, setelah Sidang Umum PBB. Hari Pengurangan Risiko Bencana sebagai cara untuk mempromosikan budaya global akan kesadaran dan pengurangan risiko bencana.

Setiap bulan Oktober, Badan Nasional Penanggulangan Bencana selalu mengadakan kegiatan di bulan PRB, termasuk di tahun 2020 saat ini. Namun, peringatan bulan PRB saat ini dilakukan secara daring. Hal ini dikarenakan terjadi pandemi COVID-19 yang menyerang beberapa negara di belahan dunia, termasuk Indonesia.

Bulan PRB tahun ini, BNPB juga memberikan kesempatan kepada para masyarakat, NGO, lembaga, dan komunitas melakukan berbagai macam program dalam mengupayakan mitigasi bencana. Salah satunya adalah webinar yang dilakukan oleh MDMC.

MDMC telah bekerjasama dengan BNPB dan Kwarpus HW, menyelenggarakan bimtek (bimbingan teknik) SPAB untuk pelatih HW di beberapa daerah pada Rabu, (14/10/20). Selain itu, di tahun ini MDMC ikut serta memperingati bulan PRB 2020 dengan mengangkat tema ‘‘Satuan Pendidikan Aman Bencana Berbasis Qobilah’.

Sesuai dengan tema besar bulan PRB 2020, pentingnya mengangkat inisiatif daerah, maka MDMC menghadirkan teman-teman daerah yang telah berkontribusi dalam SPAB. Webinar ini membahas bagaimana aksi dan praktik SPAB berbasis Qobilah, hasil kerja bersama antara MDMC, BNPB dan Kwarpus HW di Indonesia.

Kegiatan ini di awali oleh Budi Santoso selaku Koordinator Divisi PRB MDMC, kemudian dilanjutkan oleh Budi Setiawan, Ketua MDMC PP, Ramanda Ragil dari Kwarpus HW dan dibuka oleh Joni Sumbung, Direktur Mitigasi BNPB.

Selain itu, ada beberapa penyaji yang dipandu oleh Agus Widianto, Fasnas SPAB BNPB, seperti:

  1. Joko Santoso/Ramanda Jokrit (Pelatih Nasional SPAB HW)
  2. H. Marhadi Efendi, M.Si (Ketua MDMC PW Muhammadiyah Sumatera Barat)
  3. Sumariad (Pelatih SPAB HW)
  4. Beni Rohman, S.Pd.I (Ketua Umum Kwarda HW Kab. Pesisir Barat Lampung / Pelatih SPAB HW)
  5. Rahmawati Husein (Unsur Pengarah BNPB)

Pada diskusi tersebut juga membahas pentingnya seluruh satuan pendidikan di Muhammadiyah dan Non Muhammadiyah dalam menerapkan SPAB. SPAB tersebut berbasis qobilah/sekolah Muhammadiyah yang berada pada daerah berisiko bencana. 3 Pilar SPAB yang telah ditetapkan perlu ditambah dengan peneguhan pengetahuan fikih bencana, dimana bencana adalah bagian dari ujian yang harus dihadapi agar lulus dengan baik. 

Sebagai tambahan informasi, saat ini ada lebih dari 275 sekolah Muhammadiyah yang menerapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana diberbagai daerah dan akan terus bertambah seiring dengan kehadiran fasilitator SPAB HW. (MA)