Sehalus Bedak Bayi, Tapi Bisa Mematikan

Tahu bedak bayi? Bedak bayi kan halus ya, sama seperti halnya abu vulkanik. Namun, ternyata abu vulkanik bisa merontokkan badan pesawat lho Disasterizen! Nggak percaya? Nih, SiagaBencana.com certain deh! Simak ya!

Malam hari pada tanggal 24 Juni 1982 silam, pesawat British Airway ini melintasi udara Jakarta pada pukul 20.34 WIB (13.34 GMT), pesawat ini melayani penerbangan rute Heathrow sampai Selandia Baru, dengan transit di India, Malaysia dan Australia.  Pada saat itu radar menunjukkan cuaca normal tanpa ada gangguan apa pun. Akan tetapi, pada pukul 20.40 WIB salah satu kru melihat percikan api seperti dari tembakan senapan mesin. Asap pun muncul, para kru mengira bahwa ini adalah akibat adanya kecerobohan penumpang yang merokok.

Namun, situasi semakin memburuk! Adanya percikan listrik muncul dari dua mesin pesawat. Serta semakin memburuk keadaan pada pukul 20.42 WIB ketika Flight Engineer (insinyur penerbangan) berteriak, “Engine failure number four!” (mesin nomer empat mati!). Lalu, beberapa detik kemudian mesin nomer dua ikut mati. Pada akhirnya Townley-Freeman, yang merupakan salah satu kru dari pesawat itu berteriak, “They’ve all gone!” yang mana semua mesin telah mati. Di malam pukul 20.44 WIB, pesawat yang dikomandoi oleh Kapten Eric Moody ini melayang di langit udara Jakarta tanpa satu mesin pun yang menyala! Seram! Bahaya sekali ya Disasterizen? Lantas, apa yang sebenarnya telah terjadi?

Galunggung

Gunung Galunggung berdiri sejauh 182 km dari Jakarta, yang terletak di kota Tasikmalaya ini mengeluarkan abu vulkaniknya. Serangkaian letusan dengan tipe vulkanian terjadi pada bulan April sampai 13 Mei 1982. Tetapi letusan ini hanya fase awal sebelum Gunung Galunggung menghasilkan letusan yang lebih dahsyat.

Pada 17 Mei, Gunung Galunggung sudah meningkat dengan letusan yang lebih mudah meledak. Hingga salah satu letusan utama itu terjadi pada tanggal 3-5 Juni dan 24-25 Juni. Nah, letusan yang dihasilkan pada tanggal 24-25 Juni ini menghasilkan kolom letusan (abu vulkanik) hingga 20 km dan bergerak ke arah barat Disasterizen! Nah, abu vulkanik inilah yang memotong rute yang dilalui pesawat British Airways dalam perjalanannya menuju Perth (transit terakhirnya).

Hasil dari investigasi pada mesin pesawat British Airways menunjukkan adanya abu vulkanik yang nempel di keempat mesin itu. Abu ini berasal dari Gunung Galunggung yang sedang meletus pada malam itu. Abu vulkanik ini masuk ke dalam mesin pesawat dan meleleh. Lelehan ini kemudian yang menempel pada turbin pesawat dan membuatnya jadi macet hingga gagal mengalirkan udara. Ini sebabnya mesin pesawat mati!

Pendaratan Darurat

Setelah semua mesin mati, Kapten Moody yang membawa pesawat tersebut telah memerintahkan prosedur darurat ketika semua mesin mati. Melakukan kontak pada pusat kontrol Jakarta. Prosedur dilakukan dengan pendaratan darurat, yaitu pesawat memutar arah untuk mendarat darurat di Bandara Halim. Untungnya, salah satu mesin berhasil dinyalakan sehingga pesawat bisa bergerak walau hanya dengan satu mesin. Pada pukul 21.25 WIB, pesawat akhirnya berhasil mendarat darurat di bandara Halim. Serta, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Aktivitas Galunggung

Akibat dari letusan Gunung Galunggung sendiri mulai menurun letusannya pada 28 Oktober 1982 dan masuk pada fase yang lebih tenang (fase strombolin) dan berhenti pada Januari 1983. Pemerintah Indonesia ini sempat menutup jalur sekitar Galunggung beberapa hari setelah kejadian pesawat British Airway. Lalu setelah dibuka 19 hari setelahnya, pesawat Singapore Airline yang tiga mesinnya mati akibat melintasi rute yang sama dengan British Airway. Meskipun berhasil juga mendarat di Halim Perdana Kusumah. Jalur penerbangan sekitar Gunung Galunggung langsung di tutup setelah peristiwa tersebut.

Tetapi tenang Disasterizen, saat ini sudah ada peringatan yang akan diberikan saat ada letusan gunungapi. Dengan serangkaian kode dan pesan terstruktur yang dikenal sebagai Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA).

VONA memiliki serangkaian kode dengan warna, yaitu:

  • Hijau – aman
  • Kuning – tanda-tanda aktivitas gunung
  • Oranye – tanda awal aktivitas letusan minor (letusan debu)
  • Merah – letusan utama. (MA)

Sumber : Kumparan.com