Tahun 2020, mungkin tahun terberat untuk Indonesia dan beberapa negara di dunia. Sebab, di tahun ini Indonesia selain sedang dilanda oleh pandemi COVID-19, juga diterjang banjir bandang di Masamba Kab. Luwu Utara Sulawesi Selatan, Banten dan Sukabumi. Begitu banyaknya bencana yang datang, hal ini menggerakkan hati para relawan untuk membantu.
Begitu banyak cerita dan pengalaman dari para relawan yang bisa menjadi pelajaran dalam merespon bencana, misalnya saja pengalaman Arman pada banjir Masamba pada bulan Juli 2020 lalu.
Arman, yang merupakan direktur cabang Inisiasif Zakat Indonesia membagikan pengalaman berharganya di Talkshow Relawan Camp Foz 2020 yang dilakukan secara daring pada 8 Oktober 2020. Arman menjadi tim respon bencana banjir bandang di Masamba pada Juli 2020 lalu. Arman mengatakan bahwa kondisi saat tanggap darurat di Masamba sangat unik. Adanya kolaborasi penanggulangan bencana bersama masyarakat pada hari ketiga dan seterusnya. Arman juga mengatakan, bahwa sebenarnya ada catatan penting untuk memperhatikan kebiasaan masyarakat dan menyesuaikannya dalam menanggulangi bencana saat emergency response.
Syamsudin, Kadiv Program dan Pemberdayaan Baitul Maal Hidayaullah, menambahkan bahwa sudah membentuk aksi kesiapsiagaan di 24 kota di Sulawesi Selatan. Sehingga saat terjadi bencana, titik kumpul dan koordinasinya jelas. Ia juga mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyiagakan relawan di titik desa, sebab saat ini masih berada di titik kabupaten.
Lalu, Li Irfan yang merupakan Komandan Harfa Rescue Indonesia LAZ Harfa juga berbagi pengalamannya pada bencana tsunami Selat Sunda pada bulan Desember 2018. Ia mengatakan pada saat itu banyak kendala yang dialami, seperti akses menuju lokasi macet hingga 8 jam. Hal ini dikarenakan banyak bantuan yang menumpuk di satu titik.
Tidak sampai di situ, Rizki Ananda Winda yang merupakan Kepala Cabang Darut Tauhid Peduli Sukabumi juga berbagi pengalamannya. Ia bersama dengan tim Darut Tauhid Peduli merespon banjir bandang di Cicurung pada 21 September 2020. Tim respon bencana DT peduli melakukan assessment dengan berkolaborasi bersama TNI, POLRI, BPBD dan pihak lainnya. Tak hanya itu, ia dan timnya pun melakukan pembagian logistik, renovasi MCK dan psikososial di panti asuhan.
Dapat disimpulkan, dari beberapa cerita pengalaman yang diceritakan masih terdapat kendala dalam merespon bencana. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan kapasitas untuk para relawan sebagai perespon awal bencana. Selain itu, diperlukan pemetaan kapasitas dan memperkuat koordinasi pada semua pihak. (MA)