Kearifan lokal masyarakat di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan makanan atau kebiasaan positif, tapi juga dengan konstruksi rumah. Salah satu rumah tradisional yang berbasis mitigasi bencana adalah rumah tradisional tambi milik Suku Lore.
Rumah tradisional tambik ini terletak di kawasan Lembah Bada, di Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, yang tidak begitu jauh dari Taman Nasional Lore Lindu di Desa Gintu.
Berdasarkan Hari Suroto, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, rumah tradisional tersebut merupakan warisan leluhur sejak prasejarah atau masa megalitik. Rumah tersebut adalah bentuk adaptasi terhadap lingkungan, terlihat dari bentuk dan bahan-bahannya yang mudah diperoleh dari sekitar.
Baca juga : DERETAN KAMPUS DI INDONESIA MEMANFAATKAN ENERGI TERBARUKAN
Jenis Rumah Panggung
Rumah tambi merupakan rumah panggung yang beralaskan umpak batu. Tiang penyangganya terbuat dari kayu bonati. Bubungan atap menggunakan bambu. Yang menjadi unik, untuk menyambungkan paku atau pasak memakai tali ijuk dari pohon enau. Denah rumah berbentuk segi empat dengan atap tinggi yang terbuat dari daun ijuk atau rumbia.
Atap rumah berfungsi ganda, sebagai pelindung hujan dan dinding. Rumah ini ganya memiliki satu pintu dan tangga terbuat dari kayu berbentuk bulat yang bisa dilepas, serta biasanya anak tangga berjumlah ganjil, tiga, atau lima.
Pada setiap rumah tambi memiliki rumah buho yang berukuran sekitar 3 x 3 meter. Atap rumah buho berbentuk segi tiga piramida, berbahan rumbia. Fungsinya sebagai lumbung pagi.
Ruang-ruang yang ada dalam rumah tradisional tambi memiliki tiga bagian, lobona atau ruang tengah yang berfungsi sebagai menerima tamu. Lalu asari sebagai tempat tidur, juga untuk menyimpan benda pusaka yang letaknya di sekeliling lobona. Ada juga rapu atau tungku, terletak di bagian tengah bangunan, yang berukuran sekitar 1 x 1 meter. Selain digunakan sebagai tempat memasak, rapu juga untuk perapian yang menerangi dan menghangatkan ruangan malam hari. (MA)
Sumber : Mongabay
