Kita keliling Indonesia yuk Disasterizen! Kita mulai dari Indonesia bagian paling timur, yaitu Papua. Papua tidak kalah uniknya nih dengan daerah lain, yang memiliki berbagai macam suku di dalamnya. Saat ini kita tengok dulu yuk Suku Asmat!
Suku asmat ini dikenal dengan tradisi dan keseniannya. Salah satu keseniannya yang diakui hingga internasional adalah masyarakatnya sebagai pengukir handal. Biasanya ukiran yang dihasilkan ini bercerita tentang kisah leluhur, kehidupan sehari-hari dan rasa cinta mereka terhadap alam. Saking cintanya dengan alam, masyarakat Suku Asmat memiliki cara mengurangi risiko bencana, yaitu rumah tradisional Jew!
Jew, rumah bujang Suku Asmat ini adalah sebuah rumah yang bentuknya memanjang dan memiliki pintu masuk lebih dari satu. Ada juga tangga sederhana berjajar rapi sebagai jalur masuk di depan pintu rumah.
Baca juga : SEJARAH TSUNAMI SUMBA YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN
Ternyata ada alasannya lho Disasterizen, kenapa rumah tradisional ini disebut dengan rumah bujang. Alasannya adalah sebab yang tinggal di rumah ini kaum lelaki yang belum menikah. Akan tetapi, rumah panjang tersebut dapat digunakan oleh seluruh penduduk di sekitarnya, terutama oleh kaum pria.
Selain itu, Jew ini juga menjadi tempat berkumpulnya bagi para pemuka adat dan pimpinan desa Suku Asmat, dan segala kegiatan desa dilakukan di sini. Jadi setiap desa di Suku Asmat mempunyai satu Jew di desanya, Sob!
Kamu ingin tahu bahan-bahan apa untuk membangun Jew ini? Ternyata Jew ini dibangun dengan bahan-bahan alami yang didapat dari alam. Dalam Suku Asmat, masyarakat sana percaya bahwa leluhur mereka dan alam telah menyediakan kebutuhan mereka dalam membangun Jew ini.
Atap rumahnya ini terbuat dari daun nipah dan daun sagu, begitupun juga dengan dindingnya yang terbuat dari anyaman daun sagu. Jew memiliki pondasi dengan kayu-kayu besi yang tertancap kuat dan tahan air, sebab Suku Asmat hidupnya berada di kawasan rawa dan pesisir laut.
Ada lagi nih, yang uniknya dari rumah Jew! Struktur dan rangka Jew sama sekali tidak menggunakan paku besi dalam proses pembangunannya. Mereka mengandalkan tali rotan sebagai pengikat sambungan antar kayu dari struktur rangka Jew. Meskipun rumah mereka ini terbuat dari bahan alam, jangan sekali-kali meragukan Jew ya Sobat Disasterizen!
Jew atau rumah Bujang juga memiliki aturan dalam kehidupan Suku Asmat. Jadi gini Sob, posisi Jew harus menghadap sungai, sukuran dan aturan pembuatannya, serta benda-beda keramat yang disimpan di dalam Jew (tombak, panah berburu, atau Noken).
Menarik banget ya Disasterizen suku yang satu ini? Puas banget deh lihat bangunan dari Suku Asmat ini. Tugas kita sekarang adalah melestarikan dan menjaganya hingga ke generasi berikutnya. Sehingga kita bisa mempelajari bahwa warisan nenek moyang bisa menjaga kita dari ancaman bencana. Tapi bukan hanya mengandalkan bangunan Jew ini saja ya, kita juga perlu mempelajari bagaimana kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana. (MA)
Sumber : Indonesiakaya.com