Yogyakarta, 9 Juni 2022—Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah yang memiliki berbagai ancaman bencana. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki indeks risiko sedang, namun khususnya di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo memiliki IRB yang tinggi. Mengacu pada Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2022–2027, terdapat 14 potensi ancaman bencana di DIY, antara lain banjir, banjir bandang, Covid-19, cuaca ekstrim, epidemi wabah penyakit, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kegagalan teknologi, kekeringan, letusan gunung api Merapi, likuifaksi, tanah longsor, dan tsunami.
Sekitar 68% dari total kalurahan di DIY terletak di daerah rawan bencana, begitu pula dengan fasilitas pendidikan di mana 55% dari total bangunan sekolah di DIY terletak di daerah rawan bencana terutama longsor, banjir, gempa bumi, dan letusan gunung berapi. Kabupaten Bantul dan Kulon Progo secara khusus diidentifikasi sebagai daerah yang memiliki risiko ancaman bencana tinggi. Dari sisi demografis, DIY menjadi rumah bagi kurang lebih 637.000 lanjut usia atau 17% dari total populasi yang menempati DIY, membuat DIY menjadi provinsi dengan jumlah lansia tertinggi di Indonesia. Selain itu, DIY juga memiliki data tercatat sekitar 28,137 orang dengan disabilitas. Hal ini semakin menegaskan bahwa DIY memiliki tingkat kerentanan dan keterpaparan yang tinggi terhadap risiko bencana.
Masyarakat adalah pihak pertama yang merespon saat terjadi bencana di wilayah mereka masing-masing. Tak jarang solusi-solusi inovatif untuk menangani bencana lahir dari kearifan dan kapasitas lokal yang menginginkan adanya cara-cara yang baru dan lebih baik agar masyarakat menjadi lebih tangguh. Pelibatan yang bermakna mampu meningkatkan solusi penanggulangan bencana yang inovatif, serta memastikan anggota masyarakat dapat terlibat aktif. Proses pelibatan tersebut harus dilakukan sejak dalam proses pembuatan keputusan, terutama atas isu-isu yang memengaruhi kehidupannya dengan pelibatan secara inklusif bagi perempuan, difabel, lanjut usia, pemuda pemudi dan kelompok paling berisiko lainnya.
YAKKUM Emergency Unit (YEU) berkomitmen dalam memperkuat relevansi dan efektivitas inisiatif respons kedaruratan, kesiapsiagaan, dan ketangguhan melalui inovasi dalam aksi-aksi kemanusiaan yang lebih inklusif. Melalui dukungan dari Elrha, Start Network, dan ADRRN (Asian Disaster Reduction and Response Network) Tokyo Innovation Hub dan didanai oleh FCDO (Foreign, Commonwealth and Development Office), YEU menginisiasi rangkaian IDEAKSI (Ide, Inovasi, Aksi, Inklusi) Indonesia Innovation Hub sebagai bagian dari proyek “Community-Led Innovation Partnership” CLIP atau Kemitraan untuk Inovasi yang Berbasis Kepemimpinan Masyarakat.
IDEAKSI bertujuan meningkatkan aksesibilitas, akuntabilitas, dan inklusi bagi kelompok paling berisiko seperti orang dengan disabilitas, lansia, anak muda, perempuan, dan kelompok termarjinalkan dalam proses tanggap kedaruratan dan kesiapsiagaan melalui inovasi yang berasal dari ide masyarakat atau komunitas terdampak ancaman bencana. Kelompok masyarakat ini kemudian disebut sebagai inovator lokal.
IDEAKSI fase pertama telah diimplementasikan sejak Januari 2021 hingga Maret 2023 di DIY. Sembilan tim inovator lokal IDEAKSI telah berkolaborasi mewujudkan inovasi-inovasi inklusif dalam PRB untuk difabel, lansia, dan kelompok paling berisiko lainnya.
Sejak Mei 2023 hingga Maret 2025, IDEAKSI fase kedua diadakan sebagai kelanjutan pencarian ide-ide inovasi inklusif berbasis kepemimpinan masyarakat untuk penanggulangan bencana. Untuk itu, YEU melakukan rangkaian sosialisasi IDEAKSI untuk menginformasikan proses pengajuan proposal IDEAKSI, serta memfasilitasi kelompok masyarakat dalam proses pencarian ide inovasi untuk penanggulangan bencana yang inklusif.
Sosialisasi bertajuk roadshow ini telah dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di DIY sejak 31 Mei hingga 8 Juni 2023 dengan kelompok peserta sebagaimana ditampilkan lengkap di tabel di bawah. Tidak kurang dari 200 peserta dari 100 lebih kelompok masyarakat menghadiri total enam sesi sosialisasi. Kelompok masyarakat yang diundang pun telah dikelompokkan sesuai ancaman utama di wilayahnya, seperti kekeringan, tsunami, gempa bumi, banjir, dan erupsi Gunungapi Merapi.
Dalam setiap pertemuan bersama kelompok-kelompok masyarakat, perwakilan BPBD dari masing-masing kabupaten/kota hadir untuk memaparkan ancaman bencana di wilayahnya. Selain dilanjutkan dengan pengenalan tentang YEU dan program IDEAKSI-nya, peserta diajak mengidentifikasi ancaman terbesar di wilayahnya, mendalami akar dari masalah yang timbul dari ancaman ini, lalu mencoba memunculkan ide-ide inovatif untuk menjawab tantangan tersebut.
Simulasi proses pencarian ide inovasi (atau, design thinking) yang dilakukan dalam tiap sosialisasi ini diharapkan dapat membantu kelompok-kelompok masyarakat mendiskusikan ide inovasi yang ingin mereka ajukan untuk IDEAKSI fase kedua. Hingga 19 Juni 2023, kelompok-kelompok masyarakat ini dapat mengirimkan proposal inovasi mereka. Lima belas kelompok terpilih nantinya akan mendapat dukungan penguatan kapasitas, pendampingan, dan dukungan finansial mulai Juli 2023.
Dokumentasi YAKKUM
Dengan bertemu langsung dengan kelompok-kelompok masyarakat, YEU berharap inovasi yang dimunculkan dapat benar-benar berbasis komunitas dan dikerjakan langsung oleh masyarakat. Kelima belas inovasi terpilih juga pada akhirnya ditujukan untuk mengatasi hambatan dan mendorong pelibatan disabilitas, lansia, dan kelompok berisiko lainnya dalam tanggap kedaruratan bencana dan pengurangan risiko bencana yang inklusif.
Nama Kelompok dan Wilayah | Hari dan Tanggal | Tempat Kegiatan |
Kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT) Gunungkidul | Rabu, 31 Mei 2023 | Balai Kalurahan Girijati, Kapanewon Purwosari, Gunungkidul |
Kaltana dan kelompok masyarakat wilayah Bantul | Senin, 5 Juni 2023 | Balai Kalurahan Tirtohargo, Kapanewon Kretek, Bantul |
Kelompok masyarakat wilayah Kota Yogyakarta | Senin, 5 Juni 2023 | Prime Plaza Hotel JogjakartaComplex Colombo, Jl. Affandi, Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY 55281 |
Kalurahan tangguh bencana (Kaltana) wilayah Gunungkidul | Selasa, 6 Juni 2023 | Hotel Santika Gunungkidul, Jl. Jogja – Wonosari KM 3.5, Logandeng, Playen, Gunungkidul, DIY 55861 |
Kaltana dan kelompok masyarakat wilayah Sleman | Kamis, 8 Juni 2023 | Disaster Oasis Training Centre,Jl. Kaliurang No. KM 21, RW. 5, Purworejo, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, DIY 55582 |
Kaltana dan kelompok masyarakat wilayah Kulon Progo | Kamis, 8 Juni 2023 | Rumah Ibu Saminem,Dusun Beteng RT 62/16, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo |