Fenomena alam akan menjadi bencana jika bertemu dengan kerentanan. Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan kapasitas yang kita miliki. Misalnya saja seperti menerapkan konsep retrofitting untuk rumah di daerah rawan gempa.
Mungkin Sobat Disasterizen akan bertanya-tanya apa itu retrofitting, ya kan? Retrofitting adalah metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi atau me-restore dengan menambah bagian atau peralatan baru yang dianggap perlu, karena tidak tersedia pada saat awal pembuatannya.
Teknik retrofitting sendiri bertujuan untuk menyesuaikan kondisi atau keperluan baru terhadap bangunan, seperti memperbaiki bangunan yang rusak, memperkuat bangunan, menambah ruangan dan lain sebagainya, tanpa harus membongkar total bangunan yang sudah ada.
Strategi retrofitting sendiri terdiri atas peningkatan kekakuan atau kekuatan, peningkatan daktilitas (kemampuan struktur untuk mengalami lendutan besar), peningkatan energi dispasi, merubah karakter gerakan tanah dengan menggunakan base isolation dan merubah bentuk peruntukan bangunan. Peningkatan kekuatan bisa dilakukan, antara lain dengan menambah dinding baru, mempertebal dinding geser, pemasangan bandage (kawat ayam) di kedua sisi dinding sebelum diplester, atau sistem jacketing dengan menambah tulangan besi tambahan.
Palang Merah Indonesia (PMI) bersama dengan American Red Cross Expert menginisiasi program retrofitting sebagai solusi mengurangan risiko bencana gempa bumi di daerah Sukabumi dan Banyuwangi.
Dalam talkshow yang bertema ‘Penguatan Rumah Tahan Gempa Berbasis Masyarakat’ pada Kamis, (15/10), Arwin Soelaksono, American Red Cross Expert mengatakan retrofitting data dilakukan dengan dana yang minim, namun dapat secara efektif memperkuat rumah. Walau saat menjalankan proses penyebaran informasi mengenai retrofitting banyak mengalami kendala, diantaranya adalah:
- Retrofitting memiliki kerumitan yang lebuh tinggi dibandingkan membangun baru
- Retrofitting memerlukan perencanaan, pelaksana dan pengawasan yang memiliki pangelaman dan latar belakang teknis
- Dalam batasan tertentu masyarakat awam dapat melakukan retrofitting namun tetap perlu pengawas yang telah terlatih.
Tidak hanya sampai di situ, untuk menyiasatinya American Red Cross Expert bekerjasama dengan lembaga lainnya mengeluarkan buku panduan retrofitting. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa melakukan retrofitting secara mandiri. Bahasa yang digunakan pun dibuat sesederhana mungkin, agar memudahkan pembaca. Panduan ini berisi tentang tatacara assessment, pilihan retrofitting dan perhitungan angggaran.
Melalui Relawan Siaga Bencana Berbasis Mayarakat atau biasa disebut Sibat, PMI dan Sibat terus berupaya mengkampanyekan pembuatan rumah dengan konsep retrofitting yang dilakukan di beberapa keluarahan yang ada di Sukabumi dan Banyuwangi. (MA)