Respon Kemanusiaan Integratif di Indonesia

SIAGABENCANA.COM – Rabu (26/5/21), Ngopi PB ke-10 mengangkat tema ”Respon Kemanusiaan: Potret Sistem Respon Kemanusiaan Integratif Hari ini, dan Agenda Penguatan Kedepan” dengan narasumber Titi Moektijasih, Analis Urusan Kemanusiaan dari UN OCHA.

Di dalam webinar tersebut, jika dilihat di tahun 2020, saat terjadi COVID-19 ini mengubah semua pola kerja dan membangun semangat kerja yang berbeda. Tetapi, mengambil dari catatan dari UN OCHA terdapat catatan yang baik, yaitu ada kenaikan 6% jumlah yang perlu dibantu dalam urusan kemanusiaan. Ada 98 juta (70%) yang terbantu dari 140 juta orang yang harus dibantu.

Selain itu juga, di kesempatan webinar kali ini, Titi mengatakan bahwa respon kemanusiaan di Indonesia saat ini jauh lebih baik, meskipun masih perlu ditingkatkan lagi. Ada beberapa kunci bahwa respon kemanusiaan berjalan dengan baik, yakni integrasi, koordinasi, dan kolaborasi.

Baca juga : DESAS-DESUS PERSOALAN RUU PENANGGULANGAN BENCANA

Seiring berjalannya waktu dengan teknologi yang semakin maju dan jumlah pelaku bertambah banyak, maka cincin-cincin koordinasi akan semakin banyak. Maka dalam respon kemanusiaan yang integratif, minimal ada tiga pola yang digunakan, yaitu individu yang berkapasitas, terstruktur (berbagi peran dan komunikasi), dan kolaboratif. Indonesia dalam respon kemanusiaan juga memiliki modal tersendiri, yaitu anak muda, kemajuan teknologi, dan local community (Ormas, Karang Taruna).

Menarik bukan pembahasannya? Penasaran tidak Ngopi PB bakal bahas apa lagi Minggu depan? Yuk, ikutan setiap Rabu dan ikuti perkembangannya di Instagram @Yuksiagabencana @MPBI.Indonesia @pujionocentre @caribencana.id @predikt.id. (MA)

Kolaborasi/kerjasama bukan opsi, tetapi KEHARUSAN. Karena tidak ada satu atau hanya sejumlah organisasi/entitas yang dapat memenuhi semua kebutuhan kemanusiaan’. Titik Moektijasi, Analis Urusan Kemanusiaan UN OCHA.