Radio adalah salah satu hiburan untuk anak muda dan orang tua. Eits! Tapi bukan hanya untuk hiburan saja, radio juga bisa digunakan sebagai media dalam upaya pengurangan risiko bencana, lho. Pengembangan radio digunakan sebagai alat komunikasi darurat juga sangat membantu, karena dapat dilakukan secara cepat, hemat dan dapat menyampaikan informasi saat signal tidak ada. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).
Hampir setiap bencana, Radio Komunitas hadir dengan mengembangkan radio darurat. Tidak hanya itu, radio komunitas juga hadir dalam meningkatkan upaya kesiapsiagaan, bahkan sudah ada pengembangan sistem informasi berbasis penyiaran yang bekerja sama dengan berbagai media lainnya. Radio komunitas juga punya peran dalam mendokumentasikan cerita cerita berbasis mitigasi bencana.
Agus Wibowo, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB dalam webinar Aksi Radio Komunitas untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) pada Rabu (14/10), mengatakan bahwa radio sangat penting, terutama di Palu saat listrik mati dan signal tidak ada. Bahkan, saat ini radio sudah digunakan sebagai early warning system dengan menggunakan frekuensi AM dan FM.
“Kalau dilihat dari siklus penanggulangan bencana saya kira radio komunitas dapat berperan aktif dalam segala tahapan bencana. seperti sekarang radio menjadi salah satu alternatif dalam penyampaian informasi belajar mengajar. Dalam tanggap darurat komunikasi radio dilakukan untuk melaksanakan sistem komando dan penyebaran informasi dalam keadaan terbatas. Radio komunikasi masyarakat dapat digunakan diseluruh lini dalam penanggulangan bencana dan dapat dimanfaatkan sebagai early warning system”, kata Agus Wibowo.
Sedangkan untuk di Merapi, Jawa Tengah, terdapat radio komunitas lintas Merapi yang melakukan edukasi kepada anak-anak yang disebut dengan Kelompok Anak Cinta Lingkungan (KANCING). Mereka melakukan beberapa kegiatan, seperti menggambar Gunung Merapi dan menggambar cita-cita mereka untuk mengenalkan ancaman bencana Gunung Merapi. Bukan hanya itu, ada juga belajar Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) yang dilatih untuk melakukan penyelamatan diri. Bahkan mereka mengundang ahli dan mengajarkannya pada masyarakat.
Lalu, ada radio komunitas Pasar Klewer, Solo Jawa Tengah. Lusy Caritas adalah penyiar yang mencerahkan hidup masyarakat yang beraktivitas di Pasar Klewer pasca kebakaran hebat yang melanda tempat ini di tahun 2014. Lusy melakukan siaran radio pasca bencana kebakaran.
Namun sangat disayangkan, bahwa ternyata mayoritas anggota Jaringan Komunikasi Radio Indonesia (JKRI) belum meliliki izin siaran dan terdapat sedikitnya radio komunitas yang terdaftar sebanyak 216. Ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan radio swasta. Padahal radio komunitas memiliki tanggung jawab atas lingkungan sekitar dan memiliki kedekatan emosional yang baik pada lingkungan sekitar. (MA)