Masih ingat dengan letusan Gunung Merapi pada tahun 2010? Nyatanya, letusan tersebut bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun sayangnya, letusan-letusan pada zaman dahulu tersebut tidak banyak terdokumentasikan dalam gambar, melainkan hanya berupa catatan tertulis.
Pada saat terjadinya letusan Merapi di tahun 1865, Raden Saleh Syarif Bustaman, seorang pelukis asal Jawa mengabadikan kejadian tersebut dalam lukisan-lukisan yang dibuatnya.
Di masa itu, Raden Saleh tinggal di Batavia (Jakarta). Melukis letusan Gunung Merapi bagi Raden Saleh bukanlah hal yang mudah, baik secara teknis pelukisan maupun administratif. Ia pernah berguru langsung pada maestro seni lukis Eropa bernama J.C.C. Dahl di Dresden, Jerman. Dahl adalah pelukis Letusan Gunung Vesuvius (1924) yang amat terkenal. Ketika itu, Raden Saleh belum punya banyak pengalaman untuk bisa melukis ‘letusan gunung’ seperti Dahl. Secara administratif, Raden Saleh juga harus mendapatkan izin dari Pemerintah Belanda dan menanggung beban biaya perjalanan Batavia – Vorstenlanden (Tanah Raja-Raja Semi-Berdaulat di Surakarta dan Yogyakarta) untuk melukis letusan Merapi.
Baca juga : KEMUNCULAN GAMBAR GUNUNG MERAPI DAN LETUSANNYA PADA TAHUN-TAHUN AWAL ABAD KE-19
Namun, ternyata takdir berkata lain. Raden Saleh rupanya mampu mengabadikan letusan Gunung Merapi pada masa itu. Kesempatan untuk bepergian muncul pada tahun 1865 ketika ia diberikan izin pergi ke Vorstenlanden dalam misi mengumpulkan benda-benda bersejarah dan manuskrip Jawa untuk koleksi Bataviaasch Genootschap voor Kunsten en Wetenschappen. Perjalanan tersebut ia manfaatkan dengan berkunjung ke Merapi pada bulan November 1865.
Pada masa kedatangan Raden Saleh, orang-orang yang tinggal di lereng Gunung Merapi mengkhawatirkan erupsi besar yang mungkin terjadi. Selama bulan Oktober dan November, Residen Kedu (Magelang) H.J.C. Hoogeveen menerima banyak laporan dari warga sekitar lereng sebelah barat Merapi mengenai meningkatnya aktivitas gunung ini. Oleh karena itu, Hoogeven membentuk sebuah tim kecil untuk mengeksplorasi aktivitas gunung ini lebih jauh. Tim ini terdiri dari seorang ilmuwan Dr Hillebrand, Bupati Magelang, Bupati Temanggung, para pegawai karesidenan Magelang, dan juga Raden Saleh!
Dalam perjalanan bersama tim Hoogeveen dari Kedu inilah Raden Saleh mengabadikan momen erupsi 1865 dalam dua lukisan yang sangat terkenal berjudul Merapi, Eruption by Day (Merapi, Erupsi di Siang Hari, 1865) dan Merapi, Eruption by Night (Merapi, Erupsi di Malam Hari, 1865).
Lukisan letusan Gunung Merapi pada siang hari yang dilukis oleh Raden Saleh.
Lukisan letusan Gunung Merapi pada malam hari yang dilukis oleh Raden Saleh.
Raden Saleh menggambarkan letusan Merapi yang menakjubkan pada tahun 1865 dalam lukisan-lukisannya yang masih diminati banyak orang hingga saat ini. Raden Saleh mengabadikan letusan Merapi saat siang hari yang menghadirkan aliran piroklastik yang disusul dengan awan Merapi yang bercahaya, dan terdapat kerumunan masyarakat di samping Jurang Biongkeng di sisi barat Merapi yang menyaksikannya dekat batu. Terdapat pula detail seperti gubuk dan bendera Belanda berkibar.
Sedangkan, saat erupsi yang terjadi malam hari, Raden Saleh menggambarkan guguran lava pijar yang berapi-api yang dikeluarkan dari kawah di beberapa sisi dan juga lontaran balistik material-material gunung api.
Menariknya, secara tidak langsung catatan perjalanan Hoogeveen menkonfirmasikan bahwa lukisan tersebut sesuai dengan peristiwa yang ia saksikan saat itu. Hogeveen juga mencatat bagaimana cahaya rembulan bersinar terang pada saat itu, sehingga membuat observasi Gunung Merapi dapat dilakukan dengan begitu baik, persis seperti penggambaran rembulan dalam lukisan Raden Saleh.
Sebagai tambahan informasi, tren melukis letusan gunung berapi telah dimulai sebelumnya di Eropa. Sebagai contohnya adalah pelukis J.M.W. Tumer (1775-1851) yang membuat lukisan tentang letusan Gunung Soufrière pada 30 April 1812 dan JCC Dahl (1788-1857) dengan lukisan letusan Gunung Vesuvius pada tahun 1824.
Raden Saleh melanjutkan tren ini di Jawa dengan lukisan mengenai letusan Gunung Merapi pada tahun 1865.
Referensi :