SIAGABENCANA.COM – Klaten (20/06/23) Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), YAKKUM Emergency Unit (YEU) bersama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) meluncurkan program inovasi data inklusi di wilayah dengan ancaman erupsi gunung berapi, khususnya di daerah Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Program ini menawarkan inovasi tentang pengumpulan dan analisis data partisipatif yang inklusif dari penyandang disabilitas, mulai dari usia anak dengan disabilitas hingga lansia disabilitas, dan perkumpulan lansia laki-laki dan perempuan.
Program ini berusaha untuk mengembangkan solusi inovatif yang holistik untuk mencerminkan keadaan ideal dan kebutuhan dari orang-orang yang paling rentan dan berisiko, khususnya saat kejadian bencana erupsi gunung berapi. Program ini akan melibatkan banyak aktor kemanusiaan dan pemangku kepentingan sebagai konsultan.
FOTO : Dokumentasi BPBD Klaten
Untuk mencapai data yang ideal, program ini menggunakan pendekatan View from Frontline (VfL) dan Feminist Participatory Action Research (FPAR) sebagai basis pengumpulan data inklusif disabilitas dan lansia.
“Data ini nantinya akan masuk dalam sistem manajemen data nasional. Selain itu, hasil dari program juga akan disebarluaskan ke jejaring masing-masing mitra baik Plan Indonesia, YEU dan PPDK seperti Plan Global Hub, GNDR, dan Jaringan OPDS untuk melakukan pengarusutamaan satu data inklusif,” kata Meilinarti selaku Data Driven Inclusion Project Manager dari Plan Indonesia.
Program data inklusi partisipatif di wilayah bencana erupsi gunung berapi ini dibuka oleh Bupati Klaten yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten oleh Syahruna, S.H., CN. Acara dilanjutkan dengan lokakarya bersama dengan berbagai narasumber diantaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten oleh Endang Hadiyati Setyowati, S.H., M.Si., dari Dinas Sosial Kabupaten Klaten oleh Yoenanto Sinung N., ST., M.SE., serta Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten.
“Upaya pengurangan risiko bencana merupakan hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya pengurangan risiko bencana harus bersifat inklusif. Artinya, harus dilakukan secara menyeluruh, tidak memandang kelompok masyarakat tertentu, ras, tingkat ekonomi, usia, keterbatasan fungsi fisik, dan sebagainya.” kata Bupati Klaten yang disampaikan oleh Syahruna.
Acara ini turut dihadiri oleh pemangku kepentingan setempat, organisasi masyarakat sipil, organisasi disabilitas baik perempuan dan laki-laki, organisasi pemuda disabilitas dan organisasi lansia.
Program ini didanai dan didukung oleh program Humanitarian Innovation Fund (HIF) dari ELRHA, sebuah fasilitas pemberian hibah yang meningkatkan hasil atau capaian bagi orang-orang yang terkena dampak krisis kemanusiaan dengan mengidentifikasi, membina, dan berbagi solusi yang lebih efektif, inovatif, dan terukur.
Program Humanitarian Innovation Fund (HIF) ELRHA secara khusus didanai oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO), Kementerian Luar Negeri Belanda (MFA), Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Swedia (Sida), dan Kementerian Luar Negeri Norwegia.
Penulis : Desy Putri Ratnasari