SiagaBencana.com yakin, kalau setiap budaya yang ada di Indonesia pasti memiliki caranya tersendiri dalam pengurangan risiko bencana. Misalnya saja pada masyarakat Garut yang memiliki kearifan lokal dari nenek moyang mereka.
Seperti kita ketahui, kabupaten Garut memiliki kondisi topografi (permukaan) yang sangat beragam, yaitu gunung, rimba, laut, pantai dan sungai (GURILAPS). Kabupaten Garut juga disebut sebagai minimarket bencana, lho Sobat Disasterizen. Karena lengkapnya potensi bencana alam yang dimiliki, seperti gunung berapi, gerakan tanah/longsor, banjir, tsunami dan sebagainya.
Masyarakat Garut memiliki dua pepatah orang tua dulu (Ki Sunda) yang harus perlu diingat. Dua pepatah itu adalah gunung kaian (gunung tanami kayu/pohon) dan gawir awian (tebing tanami bambu). Pepatah ini mengajarkan kepada kita bagaimana memperlakukan alam agar senantiasa hidup tentram terhindar dari bencana.
Sudah sewajarnya kearifan lokal yang kita miliki harus diteruskan kepada generasi berikutnya, agar pepatah ini tetap tertanam dan dijalankan. Seperti kata pepatah ‘gunung kaian’, yang artinya jangan pernah pohon di hutan tersebut ditebang untuk diambil kayunya demi keuntungan ekonomi sesaat tanpa menanamnya kembali, ya!
Baca juga : MENGENAL LEBIH DALAM MONSTER TOPAN DI JEPANG
Sebab, pohon selain menjadi media resapan air yang menyediakan cadangan air, mencegah longsor, penghasil oksigen, juga sebagai rumah bagi semua satwa. Juga pepatah yang satu ini ‘Gawir awian’, terbukti jika tebing ditanami oleh bambu maka dapat mencegah terjadinya erosi/longsor.
Meskipun sehebat apapun teknologi, sebagus apapun rencana, dan sekuat apapun upaya kita. Apabila bencana alam itu datang, maka tidak seorang pun bisa mencegahnya tapi kita bisa mengurangi risikonya. Yuk teruskan tradisi yang sudah dibuat oleh nenek moyang kita dalam pengurangan risiko bencana kepada generasi berikutnya! Tapi tidak lupa, untuk melakukannya ya! Sebab alam tidak butuh kata mutiara dari kita, tapi alam butuh tindakan nyata dari kita. Mari kita jaga alam, alan jaga kita! (MA)
Sumber : Kompas.com