Tahu nggak sih kalau Indonesia, Australia, Brazil, Nigeria, dan Mesiko ngewakilin 48% luas hutan mangrove dunia. Selain mengurangi risiko abrasi laut, ini juga bertujuan untuk menyumbang mengurangi dampak pemanasan global dan banjir di kawasan pesisir. Pokoknya banyak banget deh manfaat dari menanam hutan mangrove dan bakau ini, misalnya saja seperti di bawah ini!
Manfaat Mangrove
Mangrove yang sering kita lihat di daerah pesisi pantai itu, selain menjadi tempat berbagai jenis biota laut, tumbuhan yang satu ini juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon dioksida lho. Selain itu, mangrove yang biasa kita kenal bukan hanya sebagai penjaga pesisir dari abrasi tapi juga menjadi pelindung agar tidak terjadinya erosi.
Mangorve ini juga sebagai filter air yang alami di tepian pantai dari zat-zat kimia pencemar lautan. 1 pohon mangrove aja bisa menghasilkan oksigen untuk 2 orang. Kebayang nggak tuh kalau ada jutaan pohon mangrove di Indonesia, bisa menghasilkan oksigen berapa banyak? Kulit mangrove ternyata juga bisa untuk bahan pewarna alami Batik
Banyak banget bukan manfaat yang didapat dari tanaman yang satu ini? Seperti pohon kelapa yang memiliki segudang manfaat, mangrove pun juga. Ajaib! Lalu gimana nih Sobat Disasterizen cara merawat dan melestarikan hutan mangrove ini agar terus tetap tumbuh?
Baca juga : KUY MENGENAL SESAR
Merawat Mangrove
Merawat dan melestarikan hutan mangrove bukan hanya tugas dari pemerintah saja Disasterizen, tapi itu tugas kita semua. Ada 4 hal yang bisa kamu lakukan untuk merawat mangrove, ini disampaikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, seperti:
- Memperhatikan Kesehatan Bibit
Bibit adalah salah satu upaya menyelamatkan hutan mangrove yang terpenting, hal itu dikarenakan tanpa bibit maka kelestarian hutan mangrove tersebut tidak bisa bertahan dengan lama. Selain itu kesehatan bibitnya pun harus diperhatikan dengan baik. Tidak semua bibit memiliki kualitas yang bagus sehingga hanya bibit yang berkualitaslah yang bisa ditanam. Untuk melihat seberapa bagus kualitas bibit mangrove tersebut bisa dilihat dari batang, cabang, daun maupun akarnya. Bibit yang sehat juga tidak mengalami kecacatan atau terkena hama tanaman.
- Reboisasi
Setelah bibit diseleksi maupun diperiksa bisa dilakukan upaya reboisasi atau penanaman kembali hutan bakau yang telah rusak. Masyarakat pun harus terlibat dengan upaya reboisasi ini, sebab yang akan mendapatkan manfaat dari reboisasi hutan mangrove adalah masyarakat tersebut.
- Pengaturan Tata Ruang
Cara untuk menyelamatkan hutan bakau selanjutnya adalah dengan mengatur kembali atau menata pesisir pantai, wilayah pemukiman penduduk dan juga tanaman. Nantinya jika sudah bisa dilakukan penataan ruang justru hutan mangrove tersebut bisa dijadikan sebagai wisata pantai. Meskipun sudah menjadi tempat wisata, pengunjung yang datang harus tetap menjaga hutan mangrove tersebut. Misalnya saja untuk tidak memetik atau membuang sampah sembarangan, jika hal ini terjadi harus diberi sanksi.
Jika sudah dijadikan objek wisata, salah satu kegiatan yang bisa dilakukan oleh wisatawan ekowisata adalah dengan menanam pohon bakau di pesisir pantai. Semakin banyak wisatawan yang datang maka semakin banyak pohon bakau yang bisa ditanam.
- Aksi Mangrove
Selain yang disebutkan di atas, ada juga lho komunitas peduli mangrove, yaitu KeMANGTEER. KeMANGTEER singkatan dari KeSEMaT Mangrove Volunteer, merupakan wadah komunitas sukarelawan mangrove KeSEMaT di bawah manajemen Yayasan IKAMaT. Komuniatas ini berdiri sejak 6 November 2009. KeMANGTEER adalah wadah terbuka bagi siapa saja yang peduli mangrove. Untuk kamu yang peduli akan alam, ingin melindungi dan merawat mangrove bisa lho bergabung bersama mereka. Komunitas ini ada di berbagai daerah. Bisa langsung cek websitenya di sini! (MA)
Sumber : Dinas Lingkungan Kota Semarang