Peran Perguruan Tinggi Dalam Mitigasi COVID-19

Pandemi COVID-19 masih menghantui di berbagai belahan dunia. Puluhan ribu nyawa meninggal setelah terinfeksi virus tersebut. Akan tetapi hingga kini belum ada negara yang berhasil menemukan anti virus untuk melawan COVID-19. Untuk itu, dalam melakukan mitigasi COVID-19 agar menurunkan kurva laju pasien yang terinfeksi dibutuhkan support secara pentahelix yang mana sesuai dengan mandat Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma yang ketiga “Pengabdian Kepada Masyarakat”.

Salah satu cara yang dilakukan dari bidang pendidikan untuk menghentikan penyebaran COVID-19 adalah kampus ramah COVID-19. Kampus ramah COVID-19 yang sedang dipersiapkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah penerapan protokol kesehatan ketat di setiap lini kegiatan dengan konsep sustainable planner support, yaitu  :

  • Crisis Management dengan pembentukan Satgas COVID-19
  • Business Continuity dengan kegiatan akademik tetap berjalan dengan protokol kesehatan,
  • Cybersecurity dengan peningkatan kinerja jaringan untuk semi daring dan pemantauan posisi civitas AKD (melakukan koordinasi dengan RT dan RW di sekitar UMY)
  • Disaster recovery dengan penyiapan klinik, check kesehatan, isolasi mandiri, dan hotline tim-kes.

Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dalam sharing session yang dilakukan secara daring bertajuk ‘Mitigasi Bencana COVID-19 Bagi Perguruan Tinggi Dalam Rangka Bulan PRB Nasional’ mengatakan bahwa UMY berfokus pada tracking (melihat pergerakan orang yang positif COVID-19 secara historis), tracing (mengetahui dengan siapa saja orang yang positif COVID-19 melakukan kontak) dan fencing (memberikan batasan seseorang yang ODP atau positif melakukan pergerakan).

Tidak sampai di situ, UMY juga meluncurkan buku dinamika komunikasi di masa pandemi COVID-19, mengangkat webinar yang berkonsep mental health talks during the COVID -19 Pandemic, mengajak FPRB di kecamatan sekitar UMY, dan melakukan forum mempromosikan untuk tidak menolak jenazah COVID-19.

Dr. Suyatno, M.Pd.I, Kepala Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan menambahkan bahwa Universitas Muhammadiyah juga meluncurkan Muhammad Online University (MOU), yang menawarkan fleksibilitas belajar, akses tidat terbatas untuk pembelajaran sepanjang hayat, tanpa kenal perbedaan geografis, perbedaan waktu dan hemat.

Dengan adanya beberapa program tersebut, diharapkan bisa membantu memperlambat penyebaran COVID-19 dan mempermudah proses belajar mengajar dilingkup perguruan tinggi. (MA)

‘Kita bergerak di perguruan tinggi dengan intelektual, jangan sampai paranoid mematikan inovasi karena disinformasi banyak terjadi karena komunikasi tidak efktif dengan ditambah stigma tidak produktif. Kita mempunyai kemampuan bereksperimen dan eksplorasi, jangan sampai mahasiswa membuat pembodohan masal. Imunitas berjalan jangan sampai membuat kita lengah karena scientific experience dapat dimanfaatkan menjadi lesson learned.’

-Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P

(Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)