Banyak upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana, salah satunya adalah menggiatkan kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK). PRBBK dimaksudkan untuk meningkatkan keberdayaan komunitas dalam memperkuat modal sosial, sehingga dapat menjadi kekuatan internal dan semakin berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengurangan risiko bencana.
Bencana terjadi apabila komunitas mempunyai tingkat kemampuan yang lebih rendah dibanding dengan tingkat ancaman yang mungkin terjadi. Ancaman menjadi bencana apabila komunitas rentan, atau memiliki kapasitas lebih rendah dari tingkat bahaya tersebut, atau bahkan menjadi salah satu sumber ancaman tersebut.
Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno MT, Ketua PSMB UPN Veteran Yogyakarta dalam Clubinar : “Menjaga Gerakan PRBBK di Kawasan Merapi” pada Rabu (14/10), mengatakan konflik antar komunitas maupun unit sosial dapat terjadi, jika adanya upaya saling mengambil aset atau mengganggu proses mengakses aset penghidupan. Tingkat kesiapan yang tinggi menunjukkan kemampuan masyarakat yang telah memahami akan risiko bencana, sehingga telah mampu mempersiapkan diri bilamana terjadi bencana.
Di sektor permukiman, akibat erupsi Gunung Merapi 2010 telah mengubur sejumlah dusun di Kawasan Merapi dan mengakibatkan ribuan rumah penduduk mengalami kerusakan. Perlu adanya upaya pengurangan resiko bencana sehingga sangat dibutuhkan upaya kesiapsiagaan kelompok.
Upaya penanggulangan bencana seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat harus berpartisipasi, mulai saat pra bencana, saat tanggap darurat bencana, serta pasca bencana. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat perlu dilakukan, pemerintah dan relawan harus memperhatikan para pengungsi sedemikian rupa. Jangan sampai setelah relokasi justru lebih menderita dari kehidupan sebelumnya.
Sumber daya sosial budaya, unsur-unsur, struktur, dan proses-proses interaksi internal dan eksternal setiap komunitas adalah modal bagi kehidupan komunitas termasuk`penyelenggaraan penanggulangan bencana. Komunitas lokal memiliki kesempatan untuk lebih mengetahui tantangan, ancaman, hambatan, dan kekuatan lokal dalam menghadapi bencana. Sumber daya lokal dalam penanganan bencana layak diasah dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Semua langkah yang diambil dan kegiatan yang dilaksanakan oleh praktisi PRBBK berpijak pada proses kesadaran yang terencana. Banyak kepentingan politik di daerah bencana, misalnya memberi sumbangan dengan memasang bendera atau umbul-umbul partai politik tertentu.
Salah satu elemen masyarakat yang sangat berperan penting dalam kegiatan pengurangan risiko bencana adalah sektor pemuda. Di banyak negara telah menjadikan pemuda sebagai aktor yang berperan penting dalam pengurangan risiko bencana karena dinggap sangat efektif.
Bagi kamu yang merasa dirinya muda, jangan lupa untuk menggerakkan seluruh kawla muda dalam upaya mitigasi bencana! Let’s go! (MA)