Pada tahun 2020 ini, peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) mengusung tema “Daerah Punya Aksi Pengurangan Risiko Bencana” dan memiliki 5 indikator tema, diantaranya Ketangguhan Daerah (tema 1), Peran Masyarakat, Perguruan Tinggi & Lembaga Usaha (tema 2), Mitigasi Vegetatif (tema 3), Peringatan Dini (tema 4) dan Disasters During Disasters: Multi-Hazard Approach to Geological and Hidro-Meteorological Hazard Amidst Covid-19 Pandemic (tema 5).
Nah, untuk khusus di tema 2 mempunyai tujuan memahami konsep kemitraan, sinergi dan kolaborasi dari masyarakat, lembaga usaha dan perguruan tinggi, media massa. Selain itu, mengadopsi dan mereplikasi keberlanjutan pelaksanaan pengurangan risiko bencana, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana, sebab masyarakat bisa menjadi orang pertama yang terkena dampak. Masyarakat juga menjadi orang yang pertama kali memberikan respons terhadap bencana. Maka dari itu, dalam upaya membangun kapabilitas masyarakat, MDMC melakukan sejumlah program. Terdapat beberapa program yang dilakukan, seperti program satuan pendidikan aman bencana dan program masyarakat tangguh bencana.
Terkhusus dalam program pendidikan, MDMC bersama BNPB dan gerakan masyarakat lainnya berupaya membekali pengetahuan kepada masyarakat, terutama kepada siswa di sekolah, tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi bencana. Sehingga dengan pengetahuan tersebut, MDMC berharap mereka dapat memahami dan mencegah terjadinya bencana dengan mengurangi potensi risikonya. Untuk itu, kesadaran tersebut perlu terus menerus dibangun di dalam organisasi kemasyarakatan mereka masing-masing.
Bukan hanya itu, Palang Merah Indonesia (PMI) juga melakukan hal yang sama, yaitu berupaya membantu mengurangi risiko bencana. Salah satu caranya adalah dengan membangun masyarakat yang tangguh saat menghadapi bencana.
Dalam upaya membangun masyarakat tangguh bencana. PMI juga melakukan aksi kemanusiaannya di daerah-daerah rawan bencana dengan mengutamakan beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut antara lain adalah dengan mengintegrasikan pengurangan risiko bencana, melakukan adaptasi perubahan iklim, dan upaya pelestarian lingkungan dalam kebijakan pengurangan risiko bencana.
Sumarsono, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Letjen TNI (Purn), mengatakan bahwa sejauh ini PMI terus berupaya membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan bantuan kepada korban, memberikan pelayanan darah, mengerahkan relawan dan juga dengan membangunkan masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Lalu, PMI juga mempromosikan perilaku tangguh bencana dari tingkat keluarga, masyarakat, maupun kepada desa-desa rawan terkena bencana. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, PMI mengakui tidak bekerja sendiri. Sebaliknya berupaya meningkatkan kerja sama strategis yang berkesinambungan, baik dengan pemerintah, swasta, gerakan masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.
Untuk membangun masyarakat yang tangguh terhadap bencana, perlu mengutamakan pengelolaan risiko secara terpadu dengan secara penuh melibatkan partisipasi seluruh warga masyarakat, serta memperkuat masyarakat dan sistem institusi untuk kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial dan penghidupan masyarakat. (MA)