Seperti yang sudah kita tahu, belakangan ini viral di berbagai sosial media tentang langit berwarna merah di Muaro Jambi. Banyak yang mempertanyakan kebenaran ini dan menyatakan kalau berita tersebut hoax atau editan lho Disasterizen. Ada pula yang memelestkan ini dengan kejadian Mugen Tsukoyomi (Naruto). Tetapi ini benar adanya, BMKG pun mencatat hal tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah.
Jadi seperti ini, hasil analisis citra satelit Himawari-8 pada tanggal 21 September di sekitar Muaro Jambi, tampak terdapat banyak titik panas dan sebaran asap yang sangat tebal. Nah, asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini berbeda dengan asap yang terjadi di daerah lain yang mengalami kebakaran. Di wilayah lain tampak berwarna coklat, tapi di Muaro jambi berwarna putih yang menunjukkan bahwa lapisan asapnya sangat tebal. Asap yang sangat tebal ini dikarenakan terjadinya kebakran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Bukan cuma itu saja, tebalnya asap juga didukung oleh tigginya debu polutan yang ukurannya tidak sehat. Bahkan, di Pekanbaru lebih parah lagi, yaitu debu polutan PM10 = 406,4 ug/m3, yang artinya berbahaya. Kalau kamu ingin tahu informasi lebih lanjutnya, bisa kamu pantau terus di website BMKG atau langsung saja klik di sini!
Baca juga : INFOGRAFIS: KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Kenapa Langit Memerah, Ya?
Kalau ditinjau dari teori fisika sih disebabkan adanya debu dan asap yang beterbangan, lalu mereka terkena pantulan sinar matahari dan berubah warna menjadi merah, partikel dari debu tersebut menyerupai panjang gelombang warna merah dan oranye.. Hal ini dikenal dengan istilah hamburan mie (Mie Scattering).
Mie Scattering ini terjadi jika ada partikel berukuran kecil yang mengapung di udara (aerosol) dari polutan di atmosfer sama dengan panjang gelombang dari sinar tampak matahari. Panjang gelombang sinar merah berada pada ukuran 0,7 mikrometer.
Kalau melihat data BMKG, kita mengetahui bahwa debu polutan berukuran (MA)
Sumber : BMKG