Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak yang lebih sering dikenal dengan istilah Drone telah menjadi alat penting dalam berbagai kegiatan termasuk operasi kemanusiaan.
Drone telah terbukti menjadi alat yang sangat efektif dalam misi kemanusiaan, pada situasi bencana drone dapat digunakan untuk memetakan area terdampak, mencari korban, dan memberikan informasi real-time kepada tim di lapangan. Namun, untuk dapat memanfaatkan teknologi ini secara maksimal, diperlukan keterampilan dan pemahaman yang memadai dalam mengoperasikan drone.
Menyadari potensi besar teknologi ini, Komunitas Relawan Drone Kemanusiaan yang lebih dikenal dengan sebutan Sky Volunteer menggelar pelatihan dasar penggunaan drone untuk mempersiapkan para relawan menghadapi berbagai tantangan di lapangan.
Kegiatan bertajuk Drone Academy batch pertama sebagai pembuka rangkaian sesi pelatihan di Tahun 2025. Pelatihan level dasar (basic) di ikuti oleh 15 peserta dari berbagai lembaga kemanusiaan termasuk seorang peserta dari Timor Leste. Instruktur atau pelatih antara lain Septian Firmansyah dan Firman Budiman. Turut hadir sebagai narasumber pada sesi teori antara Dr. N Rahma Hanifa, peneliti Gempabumi BRIN; Ahmad Fakhrus Shomim, GIS Expert BRIN dan Fuad Surastyo Pranoto, Peneliti Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN. Pelatihan selama 4 hari ini diselenggarakan oleh PT. Loka Langit Nusantara bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) berlangsung sejak Jumat hingga Senin (17–20 Januari 2025) bertempat di Sumedang Creative Center untuk materi kelas dan Lapangan De Landing untuk kegiatan sesi praktek menerbangkan drone.
Pelatihan dasar yang diadakan oleh Sky Volunteer bertujuan untuk membekali para relawan dengan pengetahuan teknis dan keterampilan praktis. Materi pelatihan terbagi dalam teori dan praktek. Materi teori yang disampaikan antara lain pengenalan dasar drone, pengantar teknologi drone, teknik dasar operasional, perawatan dan pemeliharaan drone, drone safety operation, penggunaan drone dalam misi kemanusiaan, penggunaan drone untuk pemetaan spasial, penggunaan drone untuk fotografi dan videografi. Serta materi praktek basic flying, pengolahan data spasial menggunakan software GIS dan mobile editing untuk keperluan foto/video.
Salah satu keunggulan dari pelatihan ini adalah adanya simulasi dan praktik lapangan. Para peserta diajak untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dalam situasi yang menyerupai kondisi nyata. Mereka dilatih untuk mengoperasikan drone di area yang menantang dan menyelesaikan misi yang diberikan oleh instruktur pelatihan. Simulasi ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga melatih kemampuan peserta dalam memahami lingkungan sekitar lokasi terbang. Dengan demikian, mereka dapat menggunakan drone secara efisien dan aman selama misi kemanusiaan. Selain itu, pelatihan ini juga membantu meningkatkan koordinasi dan kerja sama antarrelawan dalam menghadapi situasi darurat.
Septian Firmansyah, selaku Drone Expert dan Instruktur pada pelatihan tersebut menjelaskan semakin banyaknya relawan yang terlatih, diharapkan teknologi drone dapat digunakan lebih luas dan efektif dalam misi-misi kemanusiaan di masa depan. Komunitas seperti Sky Volunteer menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus mengembangkan teknologi demi kebaikan bersama.
“Pada awalnya drone dikembangkan utk kebutuhan militer. A weapon to take lives. Tapi, kami di Sky Volunteer Drone Academy, berharap sebaliknya. Bagaimana drone dimanfaatkan sebaik mungkin utk menyelamatkan jiwa atau setidaknya mendukung itu. Besar harapan kami, para peserta dapat menyebarluaskan kebaikan teknologi ini di entitas dan ranahnya masing-masing’, Jelas Septian.
Pelatihan ini memberikan banyak manfaat bagi para peserta antara lain menjadi lebih percaya diri dalam mengoperasikan drone. Ali Dimyati, peserta pelatihan dari LPM DT Peduli mengatakan tidak ada kata terlambat untuk belajar ataupun mempunyai skill baru.
“Walaupun saya termasuk baru di bidang menerbarkan Drone, tapi dengan pelatihan dari Sky Volunteer saya menjadi lebih bersemangat, dan mengetahui banyak sekali manfaat dari belajar suatu hal baru terutama keahlian untuk menerbangkan Drone” jelas Ali.
Senada dengan yang disampaikan oleh Mukhlish Haniful Fahmi mewakili SASAKA Indonesia, materi pelatihan ini sangat menyeluruh, mulai dari pre check flight sampai landing semua kita pelajari.
“Bagi yang belum bisa sama sekali ini bisa jadi dasar pengetahuan yang sangat baik, dan untuk yang sudah berpengalaman. Harapannya dari pelatihan ini bisa memunculkan aliansi baru untuk kemanusiaan, tidak selesai di kelas saja tapi bisa berdampak di kemudian hari untuk kemanusiaan”, jelas Hanif.
Pelatihan dasar penggunaan drone yang diadakan oleh Sky Volunteer adalah langkah strategis untuk mempersiapkan para relawan menghadapi berbagai misi kemanusiaan. Dengan keterampilan yang diperoleh, para relawan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Komunitas Sky Volunteer membuktikan bahwa teknologi, jika digunakan dengan tepat, dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam menyelamatkan nyawa dan memberikan harapan bagi mereka yang terkena dampak bencana
Mengenal Komunitas Sky Volunteer
Sky Volunteer adalah komunitas relawan yang fokus pada penggunaan drone dalam misi kemanusiaan. Sky Volunteer diinisiasi sejak tahun 2016 dengan membangun jaringan ke berbagai pihak terkait dan mulai melakukan kegiatan pada tahun 2017, tepatnya pada proses penanganan gempa bumi di Halmahera Barat, Maluku Utara serta telah berkontribusi dalam banyak misi kemanusiaan di tingkat lokal maupun nasional. Kunjungi flyforhumanity.org untuk informasi seputar sky volunteer.
Penulis: Tasril Mulyadi | Foto: Sky Volunteer