Oy urang Bandung dan sekitarnya, kumaha kabarna? Hmm… Ngomong-ngomong soal Bandung nih, SiagaBencana.com jadi ingat Sesar Lembang. Ups! Bukan untuk nakut-nakutin nih. Tapi ini patut kamu ketahui dan pelajari, sebagai bekal kesiapsiagaan kamu menghadapinya.
Sesar Lembang ini adalah salah satu sesar utama yang ada di Pulau Jawa. Sesar Lembang ini membentang sepanjang 29 kilometer dari Kecamatan Padalarang di wilayah Bandung Barat hingga Kecamatan Cilengkrang di wilayah Bandung Timur. Sesar ini merupakan terusan dari ujung utara sesar Cimandiri, lho.
Mudrik Rahmawan Daryono dari Pusat Penelitian Geologi LIPI, sudah memetakan jalur Sesar Lembang, dengan notasi kilometer dari 0 di daerah Ngamprah, Bandung Barat sampai di kilometer 29. Sepanjang 29 kilometer ini mampu menghasilkan gempabumi M 6,5 sampai 7.
Baca juga : MENGOREK SISI SESAR CIMANDIRI
Berdasarkan studi geodesi, Abidin dkk., (2008, 2009) memperkirakan slip rate (arah dan besarnya laju geser) sesar Lembang sebesar 3-14 mm/th dengan pergerakan geser sinistral (patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri). Sedangkan Meilano dkk., (2012) dengan metode yang sama tetapi dengan rentang waktu pengamatan yang lebih lama memperkirakan slip rate sesar ini sebesar 6 mm/tahun.
Di sisi lain, Daryono (2016) dari hasil pengukuran slip rate geologi Sesar Lembang berkisar antara 2 sampai 6 mm/tahun. Daryono meneliti secara detail sesar ini dengan menggunakan metode tektonik geomorfologi dan paleoseismology, kemudian membagi sesar Lembang menjadi 6 bagian, yaitu Cimeta, Cipogor, Cihideng, Gunung Batu, Cikapundang, dan Batu Lenceng.
Tahu nggak sih Disasterizen, beberapa anggota dari U-Inspire, Sky Volunteer, dan ITB juga telah memasang GPS (Global Positioning System) di Sesar Lembang pada Sabtu (7/9). Hal ini dilakukan untuk memantau pergerakan dari Sesar Lembang itu sendiri.
Fakta-fakta Sesar Lembang
- Catatan Sejarah Gempabumi Sesar Lembang
Sesar Lembang ini menurut Mudrik merupakan sesar aktif. Suatu sesar disebut aktif bila ahli dapat membuktikan bahwa pernah terjadi gempa bumi dalam kurun waktu saat ini sampai 11.000 tahun yang lalu. Menurut catatan sejarah, gempa besar pernah tejadi di sepanjang sesar ini pada tahun 1699, 1834 dan 1900.
- Perubahan Bentuk di Lapangan
Sekarang kita sudah mengetahui kalau Sesar Lembang itu aktif, sekarang Mudrik juga menyertakan bukti lainnya. Misalnya saja ada pergeseran sungai, pemotongan sungai, bukit yang terangkat karena gempa tektonik.
- Pergeseran Sungai Untuk Menemukan Slip Rate Sesar Lembang
Dengan cara melakukan pengukuran yang mendetail, Mudrik bersama dengan timnya menemukan bahwa ada pergeseran sungai yang terjadi di sekitar kawasan Sesar Lembang. Mudrik menemukan pergeseran sungai terbesar 640 meter, medium 120 meter, dan yang terkecilnya 7 meter. Dari statistik tersebut, tim bisa mengetahui ukuran batuan yang bergeser. Dari jarak pergeseran batuan dan umur batuan, tim menemukan slip rate Sesar Lembang sebesar 1,95 sampai 3,45 milimeter per tahun.
Sumber : PuSGen & Kompas.com