Ingat tidak cerita yang disampaikan tadi, kalau terdapat Mercusuar Anyer yang ditelan bumi akibat dari letusan Gunung Krakatau 1883 silam. Kalau belum, baca dulu di artikel yang satu ini!
Jadi, Mercusuar Anyer menjulang tinggi 75,5 meter yang berdiri kokoh di Kampung Bojong, Desa Cikoneng, Anyer, Banten. Bangunan ini juga disebut dengan Mercusuar Cikoneng adalah bukti nyata lainnya dari letusan Krakatau 1883.
Mercusuar Anyer ini dibangun pada 1885 memang, sebagai pengganti mercusuar yang sudah hancur diterjang tsunami saat itu. Jadi, bangunan yang berdiri saat ini merupakan bangunan baru. Bahkan nih ya, lokasi mercusuarnya beda dengan bangunan awal yang 500 meter lebih ke daratan. Melainkan untuk fondasi mercusuar saat ini dijadikan sebagai tugu nol kilometer.
Baca juga : PENTINGNYA PERAN PEMUDA DALAM KESIAPSIAGAAN, LAKUIN KUY
Kalau menurut para peneliti di University of North Daktota, ledakan Krakatau (1883) dan Tambora (1815) telah mencatat nilai Volcanic Explosively Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan. Bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.
Akibat dari letusan Krakatau ini, terdapat pula tsunami yang menghancurkan mercusuar tersebut. Nah, tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawai, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7.000 kilometer. Di Ujung Kulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari.
Kemudian dua tahun kemudian atau pada 1885 kerajaan Belanda membangun mercusuar baru yang lebih tinggi, yaitu Mercusuar Anyer. Mercusuar tersebut dibangun pada masa pemerintahan ZM Willem III dan menjulang setinggi 75,5 meter ini terdiri dari 18 tingkat.
Saat ini bangunan yang terbuat dari baja setebal 2,5 cm itu sudah berusia lebih dari 170 tahun. Sampai saat ini masih berfungsi memandu kapal-kapal yang lalu-lalang di malam hari dan menjadi salah satu objek wisata juga lho!
Menara mercusuar ini juga diyakini sebagai titik nol atau titik awal dari pembangunan jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36, Herman Willem Daendels. Jalan yang membentang dari barat sampai timur pantai utara pulau Jawa ini dikenal dengan De Grote Postweg atau Jalan Raya Pos.
Pembangunan jalan yang menghabiskan waktu satu tahun pada kurun 1808-1811 ini memiliki panjang lebih dari 1.000 km atau sekitar 1.228 km. Memang bangunan mercusuar yang baru dibangun pada 1885, namun bangunan mercusuar lama yang hancur diterjang tsunami diperkirakan didirikan pada 1806.
Sumber : daerah.sindonews.com