Tsunami yang terjadi di danau bukan hanya terjadi di Danau Lindu, Sulawesi saja. Ternyata di Danau Singkarak, Solok juga pernah terjadi tsunami pada 28 Juni 1926.
GEMPA DANAU SINGKARAK = PADANG PANJANG
Pada saat itu, gempabumi yang cukup kuat melanda Sumatra Barat dan berpusat di Danau Singkarak. Akan tetapi, orang-orang menyebutnya dengan gempa Padang Panjang. Hal ini dikarenakan di Kota Padang Panjang sangat banyak korban yang berjatuhan, bangunan runtuh, hingga rel kereta api rusak.
Peristiwa 95 tahun silam ini terjadi pada pukul 10.25 WIB dengan kekuatan M 6.5. Lalu, tiga jam kemudian setelahnya terjadi kembali gempabumi susulan dengan kekuatan M 6.7. BMKG mencatat kurang lebih ada 350 orang meninggal dunia.
Selain di Padang Panjang, kerusakan bangunan juga terjadi di beberapa daerah lainnya seperti Bukittinggi, Alahan Panjang, Sijunjung, hingga Muaro Bungo. Kekuatan goncangan dirasakan di permukaan tanah diperkirakan mencapai 5 skala MMI.
Baca juga : REPONG DAMAR : MITIGASI LONGSOR MILIK MASYARAKAT PESISIR BARAT
TSUNAMI DANAU SINGKARAK
Menurut catatan Soteadi pada tahun 1962, tsunami yang terjadi di Singkarak ini disebabkan adanya penurunan permukaan tanah di bagian selatan Danau Singkarak. Beberapa tempat, penurunan permukaan tanah bisa mencapai 10 meter.
Penurunan secara tiba-tiba inilah yang menyebabkan gelombang tsunami, menjalar dari bagian selatan danau menuju utara danau yang ditempuh dalam waktu 10 menit.
Kalau diperkirakan jarak yang ditempuh tsunami dari bagian selatan danau menuju bagian utara danau adalah 20.57 kilometer, maka kecepatan tsunami di Danau Singkarak pada saat itu diperkirakan mencapai 122 kilometer per jam.
Pada surat kabar Harian Soeara Kota Gedang, 7 Juli 1926 tertulis, air danau tumpah membanjiri wilayah sekitar danau dan menimbulkan korban jiwa. Sayangnya, tidak diketahui berapa ketinggian maksimum dan luas wilayah terdampak yang disebabkan oleh gelombang tsunami.
Peristiwa tsunami di danau pada 1926 ini bukanlah untuk yang terakhirnya, namun pada tanggal 6 Maret 2007 lalu juga kembali terjadi.
Apakah fenomena alam seperti ini bisa terulang kembali di masa depan?
Sampai saat ini masih tidak ada yang bisa memastikannya, namun setiap daerah memiliki potensi bahaya ancaman bencana. Maka sebab itu, diperlukan kesadaran akan ancaman bencana alam dan selalu siap siaga! Yuk mulai dari sekarang! (MA)
Sumber: Istimewa