Sob, seperti yang kamu tahu kan kalau Indonesia ini adalah gudangnya bencana alam. Jadi nggak heran lagi dong kalau Indonesia ini memiliki banyak sekali sesar. Sebelumnya nih, sesar itu apa sih? Bukan sesar yang memiliki jargon “Kok sepi sih?” ya! Sesar ini adalah patahan atau retakan yang mengalami pergeseran. Jadi nih Disasterizen, Indonesia pada setiap pulaunya memiliki sesar.
Bahkan di Pulau Kalimantan saja terdapat sesar, yang katanya aman dari bencama gempabumi. Sesar ini bernama Sesar Tarakan, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Meratus. Tapi pada kali ini, SiagaBencana.com akan mengulas salah satu dari sesar di Indonesia, yaitu Sesar Cimandiri. Let’s go!
Beberapa sesar utama di Pulau Jawa sudah banyak diketahui, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis-Citanduy. Kalau Sesar Baribis mah udah dibahas dalam bentuk infografis, kamu bisa cek di link ini!
Baca juga : PETANI INDONESIA MISKIN DENGAN NOL PEMBAKARAN
Nah, untuk kali ini kita akan belajar bersama dan mengenal Sesar Cimandiri, yaitu sesar utama di Pulau Jawa. Sesar Cimandiri ini membentuk dinding terjal sepanjang 100 km berarah NE-SW dari Padalarang hingga Pelabuhan Ratu di Jawa Barat, serta menjadi perhatian beberapa peneliti. Sesar ini merupakan terusan dari Sesar Lembang. Banyak gempa yang cukup besar terjadi di zona sesar ini antara lain M 5,5 pada tahun 1982, M 5,4 dan M 5,1 pada tahun 2000, termasuk juga gempa dengan intensitas MMI VII yang terjadi pada tahun 1900. Slip rate geodetic (arah dan besarnya laju geser) dari sesar ini diperkirakan cukup kecil berkisar antara 0,4-1 mm/tahun.

Sumber : PuSGen
Zona sesar Cimandiri terdiri dari banyak sekali sesar naik dan sesar mendatar dengan arah orientasi barat-timur dan timur laut-barat daya, akan tetapi informasi lebih rinci dari sesar-sesar ini belum banyak diketahui gengs.
Kalau menurut Marliyani, dkk (2016) sesar aktif dari zona sesar Cimandiri terdiri dari 6 segmen, yaitu segmen Loji, Cidadap, Nyalindung, Cibeber, Saguling, dan Padalarang. Yang mana mekanismenya dominan sesar naik dengan komponen mengiri.
Selain itu, dari hasil adopsi dari penelitian yang sudah ada juga dengan melakukan analisis dan diskusi bersama ditentukan nama segmen-segmen baru dari sesar Cimandiri yaitu Segmen Cimandiri (sepadan dengan segmen Cidadap dari Marliyani dkk., 2016), Cibeber-Nyalindung, dan Rajamandala (sepadan dengan segmen Saguling-Padalarang dalam Marliyani dkk., 2016).
Catatan Gempa Sesar Cimandiri
Potensi kegempaan di daerah sesar Cimandiri tergolong cukup besar, dengan melihat catatan-catatan gempa, seperti gempa yang terjadi di Pelabuhan Ratu (1900), Cibadak (1973), Gandasoli (1982), Padalarang (1910), Tanjungsari (1972), Conggeang (1948) dan Kab Sukabumi (2001), pusat gempa bumi yang merusak ini terletak pada Lajur sesar aktif Cimandiri.
Untuk itu upaya pemantauan potensi dan pengurangan risiko bencana di sekitar sesar Cimandiri patut dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Kehilangan satu nyawa saja akibat gempa sebetulnya sudah dapat dikatakan bencana. Meski sangatlah sulit untuk menghindari diri dari bencana, namun setidaknya mengurangi dampak bencana merupakan harapan yang harus dicapai. (MA)
Sumber : PuSGen & geodesy.gd.itb.ac.id