Benteng Belgica yang didirikan oleh Peter Both (1611) menjadi land mark khas Neira. Sumber : Tika Anggreni Purba

Mengingat Kembali Sejarah Gempa dan Tsunami Banda Neira

Mungkin Sobat Disasterizen sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata Banda Neira. Tapi ingat, bukan band Banda Neira ya yang SiagaBencana.com maksud! Banda Neira atau Banda Naira ini adalah daerah yang terletak di tengah Laut Banda selatan dan merupakan salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah.

Baca juga : PENYEBAB DI BALIK TIMBULNYA EMBUN ES DIENG

Wilayah Banda Neira juga jadi daya tarik untuk para ilmuan di dalam hingga luar negeri. Salah satunya adalah lima peneliti asal Brigham Young University (BYU), Amerika Serikat dan seorang peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Para peneliti tersebut melakukan penelitian tentang gempa yang berpotensi tsunami pada wilayah tersebut. Sebab, wilayah Banda Neira merupakan bagian dari lempeng Australia yang aktivitas seismiknya sangat tinggi, sehingga sangat sering terjadi gempa dan memicu gelombang tsunami.

Ternyata sudah sejak tahun 1600-an Banda Neira mengalami beberapa gempa dan tsunami yang tercatat dalam sejarah. Misalnya sebagai berikut!

  • 1 Agustus 1629

Pada 1 Agustus 1629 silam. gempa kuat telah dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Banda. Lalu setelah gempa menerjang, setengah jam kemudian gelombang tinggi muncul di selat antara Lonthor dan Kepulauan Naira. Tsunami ini menggulung Benteng Nassau dan pemukiman di pesisir Banda Neira. Batu pemecah ombak yang ada di depan benteng pun hanyut. Air menyerbu benteng dengan benteng dengan kekuatan hingga menyeret Meriam seberat 1,5 ton sejauh 11 meter.

  • 10 April 1710

Kemudian pada 10 April 1710, gempa kembali mengguncang. Permukaan bumi pada saat itu tidak beristirahat selama satu bulan. Sebagian besar rumah rusak. Laut berulang membanjiri daratan sampai di Benteng Nassau.

  • 12 September 1763

Lalu di tanggal 12 September 1763, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Gempa kembali terjadi dan berlangsung sekitar 4 menit. Suara gemuruh terdengar seperti tembakan meriam. Ada 16 guncangan lemah terjadi pada malam hari dan malam hari berikutnya. Tiga perempat dari seluruh rumah di Banda Naira kala itu hancur. Saat guncangan pertama mengguncang, muka laut turun 9 meter, kemudian dengan cepat naik (dalam waktu kurang dari 3 menit). 

  • 26 November 1841

Pada pukul 06.00 pagi waktu setempat, Banda Neira mengalami getaran lemah yang berlangsung lebih dari 1 menit. Kemudian 15 menit berlalu, gelombang tsunami naik dengan kuat ke pantai selatan Pulau Neira. Tsunami tersebut mencapai ketinggian 2,5 – 3 meter, sehingga air naik sampai ke gerbang Pelabuhan Nassau.

  • 24 Desember 1852

Lalu pada tanggal 24 Desember 1852, Banda Neira mengalami dua guncangan gempa berulang yang pertama terjadi pada tanggal 26 November 1852.

  • 10 Oktober 1882

Sekitar 10 Oktober 1882 pada pukul 23:00 waktu setempat, gempa kembali terjadi dan berlangsung selama 5 menit lalu diikuti oleh osilasi laut.

  • 15 Januari 1975

Banda Neira mengalami tsunami yang dibangkitkan oleh gempabumi dengan koordinat lokasi gempa 5.0 LS, 130.0 BT, pada kedalaman 33 kilo meter. Tsunami ini menelan korban sebanyak 81 orang. (MA)

Sumber : Buku Air Turun Naik Di Tiga Negeri (2016), UNESCO, IOTIC, & Angga Jati Widiatama