Indonesia kaya akan budaya dan adatnya yang masih kental. Dari budaya dan adat yang dipercayai oleh masyarakat ini, menjadi sebuah keberuntungan untuk kita semua. Sebab, tradisi yang dianut oleh masyarakat mengandung banyak cara kesiapsiagaan dan tanda-tanda alam. Salah satunya tradisi masyarakat Cipatujah, yang memahami ancaman bencana melalui gejala alam dan binatang. Berikut ini adalah gejalanya!
Baca juga : MONUMEN TSUNAMI INDONESIA
- Sapi
Binatang sapi mah sudah kita ketahui ya, kalau ia bisa memberikan tanda akan terjadinya ancaman bencana yang datang kepada kita. Nah, masyarakat Cipatujah, Tasikmalaya pun juga percaya pada binatang yang satu ini! Jika akan terjadi tsunami, sapinya ini memandang ke pantai.
- Air Laut Menghitam
Bukan hanya binatang saja, tetapi air laut pun juga bisa sebagai penanda jika terjadi tsunami. Masyarakat Cipatujah mempercayai kalau air laut menghitam, maka akan terjadi tsunami. Masyarakat sana menyebutnya dengan Cai hideung (air laut menghitam).
- Awan Hitam
Bukan hanya air lautnya saja yang menghitam, tetapi awan pun juga sama akan menghitam. Mereka menyebutnya dengan langit ceudeum.
Masyarakat Cipatujah bukan hanya memiliki kepercayaan kepada alam sebagai datangnya tsunami. Tapi masyarakat sana pun juga mempunyai cara untuk mengurangi risiko bencana tsunami, yakni :
- Luas sabuk hijau di sana kurang lebih 400 meter memanjang ke sepanjang pesisir. Ada sekitar 20 jenis, yaitu Kipahang, Kimunding, Katapang, Pandan, Benteli, Songom, Bodol, Bintaro, Kopo, Punaga, Waru, Kamurang, Babakoan, Jajatian, Bakung, Dahon, dan lain sebagainya.
- Tata kota pada masyarakat Cipatujah memiliki aturan, yaitu “Pamali imah sakiduleun jalan”. Larangan wilayah tertentu dijadikan permukiman (hurip lembur).
- Kandang sapi berada di tepian pesisir. Hal ini guna untuk melihat adanya ancaman datang dari laut. Yang kita sudah tahu kalau sapi memandang lama ke pantai maka terjadi tsunami.
Seperti itulah kepercayaan masyarakat Cipatujah terhadap tsunami Disasterizen. Dengan adanya ini menjadikan kita sebagai pelajaran untuk kita semua dan harus dilestarikan kepercayaan tersebut agar menyelamatkan kita. (MA)