Sama dengan halnya tsunami yang terjadi di Pangandaran pada tahun 2006 lalu, terdapat tugu untuk mengingat betapa mengerikannya terjangan gelombang besar yang menyapu bersih di daerah tersebut. Sama halnya dengan yang terjadi di Lampung, terdapat sebuah tugu untuk mengingat momen bersejarah hingga mendunia tersebut.
Tugu tersebut berada 45 km dari lokasi Jalan WR Supratman, Kota Teluk Betung, Lampung. Tugu sebagai pengingat ini diberikan nama Monumen Krakatau. Jika dilihat-lihat, bangunan utama dari Monumen Krakatau ini adalah mercusuar yang pernah ditelan bumi saat tsunami dari letusan Krakatau 1883.
Baca juga : SAMPAH MENJADI ABU DALAM SEHARI
Monumen Krakatau ini juga dibagian tubuhnya dilengkapi dengan berbagai relief yang menggambarkan kehidupan masyarakat Lampung sebelum dan sesudah letusan Gunung Krakatau 1883.
Dengan dikelilingi oleh rerimbunan pohon dan berhimpitan langsung dengan Taman Dwipangga, monumen kini tidak hanya sebagai tugu peringatan tapi juga menjadi bagian dari keragaman alam dan budaya pesona Indonesia.
Nah, Sami Muchtarom adalah salah seorang pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia menceritakan kalau akibat dari terjangan tsunami paling parah berada di Banten. Tapi di Lampung sendiri juga terkena imbasnya, yaitu ada satu kampung yang benar-benar hancur. Kampung itu diberi anma Kampung Pecoh, atau kampung pecah jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
“Banyak wisatawan datang kesini membawa anak-anak, sekadar duduk-duduk sambil melihat-lihat Monumen Krakatau. Di sini juga menjadi tempat pesta rakyat kalau ada peringatan seperti 17 Agustus, atau saat digelarnya Festival Krakatau,” ungkap Sami yang dilansir dari Liputan6.com.
Semoga dengan dibuatnya monumen ini, Monumen Krakatau tetap dijaga dan dilestarikan. Monumen ini sebagai pengingat kita akan sejarah alam yang terjadi di Indonesia, serta untuk terus belajar kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana yang akan datang.
Sumber : Liputan6.com