Pengertian Bencana Gunung Api Penyebab Karakteristik Peringatan Dini Kesiapsiagaan Pra Bencana Kesiapsiagaan Saat Bencana Kesiapsiagaan Pasca Bencana
Pengertian Gunung Api
Hallo sobat Disasterizen! Tahukan kamu bahwa selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga kaya akan jenis bencananya, salah satunya adalah bencana gunungapi lho. Tapi, kenapa disebut bencana sih? Kenapa engga fenomena alam aja gitu? Jadi, suatu kejadian dikatakan bencana itu, jika kejadian tersebut memakan korban jiwa dan terdapat kerugian harta benda. Jika suatu kejadian tidak memakan korban, baik harta maupun jiwa maka disebut sebagai fenomena alam.
Pastinya kalian sudah tahu kan kalau Negara tercinta kita ini memiliki 129 gunungapi yang aktif dari Sabang sampai Marauke (Theconversation.com,2018). Hal inilah yang menyebabkan negara kita terkenal dengan sebutan “Ring of Fire”. Dari total 129 gunungapi yang ada, intensitas keaktifan nya pun berbeda. Lalu, apa sih bencana gunungapi? Kenapa bisa terjadi?
Letusan gunungapi sendiri adalah hasil produk dari aktivitas vulkanik. Jadi, jauh di bawah permukaan gunungapi terdapat aktivitas-aktivitas yang super sibuk lho. Siapa yang super sibuk? Yang sibuk itu adalah magma. Jadi magma itu batuan cair pijar yang super panas dan aktivitas pergerakannya itu digerakkan oleh gas.
Lalu, kenapa magma itu bisa keluar dari sebuah gunung? Magma bisa naik ke permukaan atau keluar melalui rekahan-rekahan jika aktivitas magmanya sudah melebihi batas. Gas vulkanik akan membuat magma keluar sampai ke permukaan bumi atau yang biasa disebut dengan erupsi gunungapi.
Berikut ilustrasi proses erupsi gunungapi.
Gambar proses erupsi gunung api dan segala aktivitasnya. Sumber: Smiagiung
Setelah magma keluar dan tiba di permukaan bumi, magma tersebut berubah nama menjadi lava. Lava ini akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Selain lava, aktivitas lain yang terjadi adalah semburan awan panas atau yang dikenal orang Indonesia sebagi wedus gembel. Ini adalah salah satu aktivitas vulkanik yang sangat berbahaya bagi manusia. (HF)
Sumber: itic.ioc-unesco.org dan Buku Saku BNPB