Meski saat ini COVID-19 masih belum juga berakhir. Akan tetapi sudah ada beberapa penelitian yang mengenai vaksin untuk menyembuhkan pasien terinfeksi COVID-19. Nah, berikut ini ada 6 desain vaksin yang dibuat untuk menyembuhkan dan menghentikan COVID-19, check it out!
Vaksin Virus Inaktivasi
Pada desain vaksin yang pertama ini, menggunakan virus yang telah dinon-aktifkan (inaktivasi). Menon-aktifkan vaksin ini, umumnya dengan menambahkan zat kimia tertentu. CoronaVac yang dibuat oleh Cina, yang tengah diujicobakan di Indonesia untuk fase ke 3 uji klinik, ternyata termasuk ke dalam jenis ini lho.
Vaksin virus inaktivasi memiliki banyak molekul yang berasal dari berbagai komponen virus selain molekul utama yang menimbulkan respons imun dalam kandungannya, sehingga dapat menimbulkan reaksi ikutan terhadap pemberian vaksin. Namun, secara umum vaksin yang telah lolos uji klinik dianggap aman dengan efek samping yang sangat jarang. Vaksin pada desain ini, dapat merangsang terbentuknya antibodi yang mengikat virus atau bakteri di luar sel. Kemudian dihancurkan oleh sel makrofag (sel pertahanan) dalam sistem imun.
Vaksin Protein Sub-unit
Vaksin Protein Sub-unit umumnya memiliki antigen yang diprediksi bisa menimbulkan respons imun yang kuat dengan efek samping minimal. Antigen utama ini dulunya dipisahkan dari berbagai komponen virus lainnya dengan teknik khusus. Namun saat ini, untuk memproduksi antigen tersebut para peneliti melakukan rekayasa genetika dengan memproduksi protein yang diinginkan pada organisme lainnya seperti bakteri tertentu atau sel ragi. Konsorsium riset pengembangan calon vaksin COVID-19 yang dipimpin Lembaga Eijkman, menggunakan pendekatan desain ini dalam pengembangan calon vaksin COVID-19.
Virus protein sub-unit lebih aman, tetapi juga lebih rentan hilang keefektivitasnya bila virus memproduksi antigen yang berubah, sebab mengalami mutasi dan kemungkinan dapat terjadi pada SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19). Maka dari itu, diperlukan produksi antigen baru untuk ditambahkan ke dalam vaksin agar tetap efektif.
Vaksin Virus-Like Particles (VLP)
Vaksin Virus-Like Particles (VLP) adalah zat dengan struktur yang mirip dengan virus, baik bentuk maupun susunan proteinnya, tapi tidak memiliki materi genom dari virus tersebut. Dengan tidak adanya materi genomic, maka VLP tidak mampu bereplikasi dan menginfeksi. Ada juga beberapa referensi mengelompokkan vaksin VLP ke dalam vaksin protein sub-unit.
Vaksin Engerix yang mana untuk mencegah penyakit hepatitis B, Cervarix dan Gardasil buat mencegah kanker serviks termasuk jenis vaksin VLP. Lalu, Teknik VLP juga digunakan untuk memasukkan potongan gen pada terapi gen untuk penyakit genetik tertentu. Calon vaksin COVID-19 yang menggunakan pendekatan desain ini adalah produksi dari Medicago, yang saat ini memasuki uji klinik fase 1 (uji coba pada 20-100 orang sehat).
Vaksin Virus yang Dilemahkan
Sedangkan desain vaksin virus yang dilemahkan ini umumnya dibuat dengan menggunakan virus yang direkayasa secara genetika, sehingga mereka tidak mampu menginfeksi secara efektif pada manusia.
Kelemahan dari vaksin jenis ini adalah relatif sulit untuk diproduksi terutama untuk memastikan sisi keamanannya. Perlu kamu ketahui, bahwa vaksin ini membutuhkan suhu dingin dalam distribusi dan penyimpanannya. Vaksin yang menggunakan desain ini adalah vaksin campak dan polio yang diteteskan. Nah, ternyata ada calon vaksin COVID-19 yang menggunakan pendekatan desain ini, yaitu dibuat oleh Codagenix/Serum Institute of India yang masih dalam tahap uji preklinik.
Baca juga : JEJAK TANAMAN BAKAU PADA PERADABAN MANUSIA
Vaksin Asam Nukleat (DNA dan mRNA)
Selanjutnya adalah desain vaksin asam nukleat. Vaksin asam nukleat yang pertama kali dikembangkan adalah vaksin DNA. Vaksin DNA tersebut berupa plasmid yang mengandung potongan DNA gen tertentu.
Sebenarnya vaksin ini relatif lebih aman dibandingkan dengan desain vaksin virus yang dilemahkan. Akan tetapi, vaksin ini masih berada pada tahap awal perkembangan. Sampai saat ini pun masih belum ada vaksin asam nukleat yang memasuki tahap pemasaran. Lalu, calon vaksin COVID-19 yang menggunakan desain ini adalah yang diproduksi oleh Moderna/NIAID dengan menggunakan mRNA, dan saat ini tengah mempersiapkan uji klinik fase 3.
Vaksin Vektor Virus
Last but not least, desain vaksin vektor virus adalah vaksin yang memakai vektor untuk memasukkan potongan gen ke dalam sel. Vektor tersebut umumnya adalah virus yang telah dikenal karakteristiknya secara baik. Lalu virus vektor ini dimodifikasi secara genetik, sehingga keamanannya ditingkatkan.
Desain vaksin ini lebih efektif dari pada vaksin asam nukleat. Akan tetapi, perkembangan desain vaksin asam nukleat dan vektor masih berada di tahap awal, hingga saat ini pun belum ada vaksin yang menggunakan dari kedua desain tersebut di Indonesia ataupun di luar negeri. Untuk calon vaksin COVID-19 yang menggunakan pendekatan ini adalah ChAdOx1-S produksi University of Oxford/Astra Zeneca yang saat ini telah memasuki uji klinik fase 3. (MA)
Sumber : The Conversation Indonesia