Disasterizen, letusan Gunung Toba bukan hanya sekali meletus saja lho! Ternyata gunung ini juga sudah beberapa kali meletus, meskipun jarak letusannya sangat jauh. Danau Toba yang kamu ketahui dan lihat adalah hasil dari letusan Gunung Toba. Ingin tahu kelanjutan ceritanya seperti apa? Baca di artikel yang satu ini!
Kali ini, SiagaBencana.com akan memberikan sebuah informasi yang sangat berharga untuk kamu, yaitu sejarah letusan Gunung Toba! Check it out!
Baca juga : BERMULA LONGSOR, BERUBAH MENJADI TSUNAMI
Sejarah Letusan Gunung Toba
Endapan-endapan vulkanik berupa tuf di sekitar Danau Toba menunjukkan bahwa Gunung api Toba ternyata telah meletus beberapa kali. Ternyata Gunung Toba ini pertama kali meletus itu pada 1.2 juta tahun yang lalu, Sobat Disasterizen. Kemudian, kembali meletus pada 840.000 tahun yang lalu, dan 501.000 tahun silam. 427.000 kemudian, yaitu 74.000 tahun yang lalu kembali meletus dan mengegerkan dunia. Diperkirakan letusan dari Gunung Toba ini terjadi setiap 340.000-430.000 tahun sekali. Wow lama banget ya!
Masuk Letusan 3 Terbesar
Selain jarak waktu letusan Gunung Toba ini sangat lama, ia juga menduduki letusan terbesar pertama di Indonesia. Nih, SiagaBencana.com menjabarkan deh ya untuk kamu!
- Gunung Toba
Letusan Gunung Toba yang terjadi pada 74.000 silam melontarkan 2800 km3 material. Dampak dari letusan ini adalah perubahan iklim, terbentuknya Danau Toba, terjadinya tsunami dahsyat, abu vulkaniknya mencapai India, dan masih banyak lagi deh! Itulah sebabnya letusan Gunung Toba adalah yang paling besar.
- Gunung Tambora
Satu ini adalah gunung yang sering banget dibicarakan oleh masyarakat dan dianggap sebagai letusan paling dahsyat di Indonesia. Letusan Tambora melontarkan material sebanyak 160 km3, menewaskan 91.000 orang baik langsung maupun tak langsung. Untuk cerita selengkapnya di sini!
- Gunung Krakatau
Kalau letusan Krakatau melontarkan material 18 km3, menewaskan 36.000 orang terutama akibat tsunami yang dibangkitkan oleh material letusan.
Parameter Volcanic Explosivity Index (VEI)
Untuk mengukur kekuatan ledakan gunung api, para ahli gunung api telah mengembangkan parameter VEI. Dari kriteria-kriteria tersebut, maka erupsi Krakatau 1883 M berada pada VEI = 6 (paroxysmal), Tambora 1815 M pada VEI = 7 (colossal), dan erupsi Toba 74.000 tahun yang lalu pada VEI = 8 (megacolossal).
Berdasarkan banyak studi, maka frekuensi erupsi dengan VEI ≥ 6, di seluruh dunia terjadi 1 x di dalam 50 tahun; VEI ≥ 7, terjadi 1 x di dalam 450 tahun; dan VEI ≥ 8, terjadi 1 x di dalam 300.000 tahun atau lebih. Batas paling tinggi VEI adalah antara 8 dan 9.
Setelah Terjadi Letusan Pada 75.000 Tahun yang Lalu
Gejala vulkanik pasca-Toba adalah pembentukan gunung-gunung dasitik-andesitik akibat runtuhan Toba, yaitu Gunung Singgalang (1.865 mdpl), juga beberapa gunung api aktif sekitar 30-40 km di sebelah utara Danau Toba yaitu Sinabung (2.460 mdpl) dan Sibayak (2.094 mdpl). Gunung-gunung api ini belum mati sama sekali, masih terjadi aktivitas pasca-vulkanik. (MA)
Sumber : ESDM