Membuka Kembali Catatan Sejarah Pacitan

Banyak orang mengenal bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang telah diapit oleh banyak lempeng benua dan juga samudera, sehingga menyebabkan rawan terhadap guncangan gempa tektonik.

Menyoal gempabumi, Senin kemarin tepatnya pada tanggal 22 Juni 2020, gempabumi dengan kekuatan 5,0 M terjadi di selatan kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Getarannya ini bisa dirasakan pada sejumlah wilayah di tiga provinsi, yaitu Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menyampaikan peringatan tentang zona gempa selatan Pacitan ini sebagai zona yang cukup aktif. Dalam sepekan terakhir, BMKG sudah mendeteksi terjadinya 5 kali gempa di selatan Pacitan dengan kekuatan 3,8 M dan 2,9 M (16 Juni), 4,7 M (18 Juni), 3,2 M, dan 5,1 M (21 Juni).

Gempa tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi lho Sobat Disasterizen! Gempa sudah beberapa kali terjadi baik dalam jangka waktu cukup dekat maupun jauh ke belakang, dari yang kekuatannya kecil hingga cukup besar.

Baca juga : 5 PANDEMI YANG LEBIH MEMATIKAN DARI COVID-19

Sejarah Gempabumi Selatan Pacitan

Jika membuka kembali catatan sejarah gempabumi di Pacitan, menunjukkan gempa di wilayah yang sama sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan diantarnya memicu gelombang tsunami. Berikut ini adalah ringkasan SiagaBencana.com yang dilansir dari Kompas.com tentang sejarah gempabumi di Pacitan, check it out!

  • 4 Januari 1840

Pada tanggal 4 Januari 1840 waktu silam, terdapat gempabumi dan memunculkan gelombang tinggi yang diyakini sebagai tsunami.

  • 20 Oktober 1859

Lalu pada tanggal 20 Oktober 1859, gempa kembali terjadi di selatan Pacitan. Gempa tersebut juga menimbulkan tsunami yang menerjang wilayah di Teluk Pacitan dan menewaskan dua orang awak kapal.

  • 10 Juni 1867

Lagi-lagi masih di abad ke-19, tepatnya pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa mengguncang Pacitan dengan intensitas VIII-IX MMI, yang mana menyebabkan 500 orang tewas dan ribuan rumah juga rusak parah.

  • 11 September 1921

Kemudian di abad ke-10, pada 11 September 1921 berkekuatan 7,6 M yang terasa hingga Sumatera dan Sumbawa. Gempa ini juga menyebabkan tsunami.

  • 27 September 1937

Gempa pada 27 September 1937 berkekuatan 6,8 M telah merobohkan ribuan rumah dan banyak orang kehilangan nyawa. (MA)

Sumber : Kompas.com