Lubuk Larangan : Menjaga Lingkungan Ala Desa Lubuk Beringin

Indonesia banyak banget budaya yang berkaitan langsung dengan lingkungan. Salah satunya adalah budaya milik masyarakat Desa Lubuk Beringin, Jambi. Masyarakat desa tersebut memiliki tradisi yang bernama Lubuk Larangan. Lubuk Larangan adalah sebuah wilayah atau tempat yang disepakati oleh masyarakat bersama dengan lembaga adat untuk pengambilan ikan dan ekosistem lainnya ada waktu tertentunya.

Perlu diketahui, Lubuk Larangan ini memiliki ikan asli daratan tinggi yang hidup di sungai, seperti ikan semah (tor dournesis), ikan garing, ikan dalum, ikan belido, dan beberapa jenis ikan lainnya. Kalau kamu ingin mengambil ikan tersebut, kamu harus menunggu waktu pengambilannya yang telah disepakati bersama. Waktu penentuannya beragam, ada yang 1 tahun, 2 tahun atau bahkan lebih. Jadi tidak boleh sembarang ambil ya!

Baca juga : KINI JAKARTA PUNYA PANIC BUTTON

Perlu kamu ingat, kalau sudah waktunya tiba panen ikan. Saat melaksanakan panen pun juga mempunyai aturan tersendiri yang disepakati bersama, yakni tidak boleh memanen lebih dari 2 lampu petromaks, tidak boleh menggunakan jala yang melebihi lebar sungai, tidak boleh menebarkan racun dan beberapa aturan lainnya. Memang kelihatan ribet ya Disasterizen? Tapi ini semua demi menjaga alam kita. Saat waktunya panen ikan, masyarakat desa tersebut menjadikannya sebagai pesta rakyat.

Bagaimana jika ada yang melanggarnya?

Oh jangan khawatir! Ada hukum adatnya sendiri yang telah disepakati bila terjadi pelanggaran atau mengambil ikan di Lubuk Larangan tersebut, yaitu membayar denda adat berupa selemak manis, atau mengganti dengan seekor kerbau, kambing dan lain sebagainya.

Akan tetapi nih Disasterizen, hukuman adat yang ditakuti masyarakat sana adalah sumpah nenek moyang mereka yang dikenal dengan Biso KawiBiso Kawi ini berbunyi Ke bawah Idak Berakar, Ke atas Idak Bepucuk, Di tengah-tengah Ditebuk Kumbang (Ibarat hidup yang tidak berguna, sepanjang hidupnya akan terkena musibah), bahkan hal tersebut akan menjadi  gunjungan atau pembicaraan di tengah masyarakat.

Lubuk Larangan ini tuh bukan menyoal menjaga ikannya saja Disasterizen. Tapi memiliki fungsi yang sangat beragam, yaitu dapat menjaga kelestarian hutan, air, tanah, serta adat istiadatnya juga. Lubuk Larangan juga dapat bernilai secara ekonomis dan menjadi perekat kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat setempat. (MA)

Sumber : Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)