Tsunami yang terjadi di Tonga pada 15 Januari 2022 akibat letusan gunung berapi bawah laut membuat negara kepulauan di Pasifik menghadrikan berbagai cerita. Salah satunya adalah seorang warga Tonga, Lisala Folau yang berhasil selamat dari terjangan gelombang dahsyat. Ia berhasil selamat seusai berenang selama lebih dari 28 jam.
Meskipun sebagai seorang penyandang disabilitas, ia mampu bertahan dan selamat dari terjangan tsunami tersebut. Selamat dan berenang selama puluhan jam membuah Lisala Falaudi pun dijuluki sebagai Aquaman Dunia Nyata.
Kisahnya yang telah menyelamatkan diri di tengah tsunami tersebut menjadi viral di akun Facebook dan berbagai media sosial lainnya di Tonga. Seperti apa kisahnya? Keep scrolling!
Kisah Penyelamatan Diri Lisala Folau
Folau tinggal di pulau kecil Atata, yang berjarak sekitar 8 km barat laut ibu kota Tonga, Nuku’alofa, diberitahu saudaranya untuk siaga mengenai tsunami yang akan datang. Lalu, kemudian ia berhasil berlindung di sebuah pohon.
Namun, ia turun setelah tsuanami berlalu dan dikejutkan oleh gelombang kedua yang lebih besar dan menyapu dirinya dan keluarganya ke laut. Meski memiliki keterbatasan fisik, Folau berhasil berenang selama kurang lebih 28 jam dan akhirnya mencapai ujung selatan Tongatapu, di sisi lain negara tersebut.
“Saat itu gelap dan kami tidak bisa melihat satu sama lain. Saya juga tidak bisa mendengar keponakan saya memanggil lagi, tetapi saya bisa mendengar anak saya memanggil,”kata Lisala Folau yang dilansir dari Liputan6.com.
“Saya tidak bisa berjalan dengan baik, kedua kaki saya tidak berfungsi dengan baik, dan ketika saya bisa, saya percaya seorang bayi bisa berjalan lebih cepat dari saya. Jadi saya hanya melayang, dihantam ombak besar yang terus datang,” lanjutnya.
Falau saat itu telah memikirkan keluarganya dan membuatnya berenang begitu lama. Namun sayangnya, ia berterima kasih kepada Tuhan, keluarganya, karena memberinya kekuatan untuk bertahan hidup.
Putri Lisala Folau membagikan gambar yang menunjukkan perjalanannya melalui lautan selama 28 jam. Bahkan, Erika Radewagen, seorang pejabat renang tingkat Olimpiade dari Pasifik, kisah bertahan hidup Folau sangat mengesankan.
“Sungguh menakjubkan, mengingat ia melarikan diri dari peristiwa bencana, berada di bawah tekanan semacam itu, secara mental dan dengan tekanan fisik tambahan karena melarikan diri dalam kegelapan,” kata Erika.
“Bahkan perenang yang sangat berpengalaman memiliki batasan fisik dan perameter yang ditetapkan, tetapi dibutuhkan pola pikir yang berbeda untuk melakukan apa yang ia lakukan. Bukannya ia jatuh dari perahu, ia melarikan diri dari gunung berapi yang meletus, tersapu tsunami. Ada lebih banyak rintangan fisik, seperti abu, puing-puing, ombak, dan faktor lain yang akan membuat renangnya jauh lebih menanntang,” tambahnya. (MA)