Launching Buku Kibar Pataka di Selatan Jawa

Kemarin (5/11), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan buku yang berjudul “Kibar Pataka di Selatan Jawa” di Tempo Institute Jakarta. Peluncuran buku tersebut juga sekaligus memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia (World Tsunami Awareness Day), Disasterizen.

Buku Kibar Pataka di Selatan Jawa yang memiliki sampul depan gambar arak-arakan bendera Pataka merupakan perjalanan panjang para tim EDT (Ekspedisi Desa Tangguh Bencana) 2019 di pesisir Selatan Jawa. Selain itu, buku setebal 104 halaman ini juga memiliki gaya bahasa yang unik dan menarik dari cara para penulis bertutur kata.

Salah satu perwakilan penulis buku (Trinirmalaningrum, Tinitis Rinowati, Santi Ariska, Daryono, dan Djuni Pristianto) 

Baca juga : MONUMEN TSUNAMI BANYUWANGI

Misalnya saja pada bab pertama, kamu seolah dibawa kembali ke masa silam. Pada bab satu ini terdapat sejarah gempabumi dan tsunami di Pulau Jawa, Indonesia. Selain sejarah, terdapat pula cara pengurangan risiko bencana gempabumi dan tsunami. Tak lupa terdapat pemodelan tsunami di dalam bab satu tersebut.

Pada bab dua ada perjalanan panjang perubahan bentang alam di selatan Jawa ini. Misalnya saja adanya bandara di Kulon Progo. Yang mana Widjo Kongko menyampaikan kekhawatirannya tentang ketangguhan bandar udara ini jika gempa dan tsunami datang.

Memasuki bab ketiga, bagaimana ingatan-ingatan tentang fenomena alam masa lampau yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa harus dirawat dengan baik dan dijadikan sebagai sebuah pembelajaran. Hal itu sangat penting, mengingat dalam sebuah penelitian memang secara garis besar bencana gempa-tsunami di indonesia adalah peristiwa yang berulang. Oleh karena itu, penting bagi generasi sebelumnya untuk menceritakan kembali sejarah ingatan bencana kepada penerus mereka. Di bab empat, ada kisah mitos dan pengetahuan lokal masyarakat pesisir Selatan Jawa tentang tsunami. Masih banyak lagi cerita lainnya!

Lilik Kurniawan, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, mengharapkan jerih payah dari seluruh tim EDT ini bisa menjadi catatan dan pembelajaran untuk masa depan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya gempabumi dan tsunami. (MA)