Konstribusi Kaula Muda Dalam Kesiapsiagaan Banjir

Menurut perkiraan BMKG, saat ini Indonesia sudah mulai memasuki musim penghujan. Menyoal musim penghujan, beberapa wilayah di Indonesia selalu dihantui bayang-bayang ancaman bencana banjir. Maka dari itu, perlu adanya pengurangan dan penanggulangan bencana di daerah-daerah yang terdampak, khususnya di Provinsi DKI Jakarta.

Akan tetapi, dalam upaya pengurangan risiko dan penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi melibatkan multi pihak. Perlu adanya kerja sama sinergitas pentahelix dengan multi sektor yang ikut terlibat dalam kesiapsiagaan pengurangan risiko bencana di Indonesia. Apalagi, saat ini yang Indonesia hadapi bukan hanya ancaman bencana alam, tapi juga pandemi COVID-19.

Sabdo Kurnianto, Kepala BPBD DKI Jakarta dalam webinar Kesiapsiagaan Banjir dan Kontribusi Kaum Muda di Masa Pandemi pada Rabu (14/10), mengatakan BPBD Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan upaya kesiapsiagaan untuk menghadapi musim hujan 2020 – 2021, diataranya dengan melakukan aktivitas, seperti:

  • Penyiagaan sarana dan prasarana penanganan banjir
  • Rencana apel kesiapsiagaan dan simulasi penanggulangan banjir
  • Peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka penanggulanagan banjir
  • Pelibatan stakeholder dengan pendekatan kolaborasi dalam penanganan banjir
  • Penanganan pengungsi di masa pandemi COVID–19 dengan menggunakan protokol kesehatan
  • Penyusunan review rekon banjir 2020
  • Penyusunan instruksi gubenur, antisipasi musim penghujan tahun 2020
  • Rencana redistribusi PPSU menjadi petugas penanganan bencana BPBD
  • Pelaporan banjir berbasis RT

Bukan hanya itu, BPBD DKI Jakarta juga sudah melakukan kegiatan dengan pihak swasta dalam bentuk pembuatan buku “Pedoman Pengendalian Banjir Bagi ODP, Lembaga Usaha dan Relawan”. Buku tersebut akan disebar ke seluruh masyarakat di Jakarta secara gratis!

Ada pula upaya yang dilakukan BPBD DKI Jakarta dalam mengurangi debit air sungai sebagai upaya mengurangi banjir, yakni:

  • Upaya antisipasi dengan cara mengosongkan kali Ciliwung
  • Aliran air dari PA Manggarai menuju PA Istiqlal, selanjutnya air dialirkan menuju kali Ciliwung, Gunung Sahari dan selanjutnya menuju ke laut dengan bukaan 175 cm untuk menurunkan TMA kali Ciliwung dengan tujuan menlindungi warga.

Selain itu, ada upaya BPBD DKI Jakarta dalam penanganan pengungsi di masa pandemi COVID-19 tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan yang sudah di tetapkan standar nasional, yaitu 3M (Menjaga jarak, Memakai Masker dan Mencuci Tangan). Selain itu ada beberapa hal lainnya, antara lain :

  • Lurah dan camat menyiapkan lokasi pengungsi alternatif dua kali lipat dari lokasi pengungsi yang telah ada.
  • Tertib menjalankan budaya 3M di lokasi pengungsian.
  • Sterilisasi tempat pengungsian secara teratur menggunakan disinfektan.
  • Menyediakan hand sanitizer dan air bersih untuk mencuci tangan dengan sabun.
  • Menyediakan lokasi pengungsan alternatif.
  • Melibatkan dinas kesehatan, suku dinas kesehatan, puskesmas terdekat dan relawan tenaga kesehatan.
  • Pemeriksaan kesehatan pengungsi secara teratur.
  • Bila ada pengungsi yang mengalami gejala mengarah ke COVID-19, laporkan ke petugas agar segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
  • Melibatkan Gugus Tugas wilayah kota, kecamatan, kelurahan, RT dan RW.

Usman Firdaus S.Ikom, menambahkan beberapa hal yang harus diperhatikan saat banjir terjadi diantaranya :

  • Waspada terhadap kubangan, saluran air, arus bawah dan tempat tempat tergenang
  • Mencari tempat yang lebih tinggi untuk mengevakuasi diri
  • Matikan seluruh aliran listrik gas dan barang–barang yang tersambung dengan listrik
  • Siapkan tempat penampungan air bersih
  • Hindari mengemudi di wilayah banjir

Dalam upaya pengurangan dan penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi peran masyarakat juga sangat diperlukan. Beberapa di bawah ini adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat dalam melakukan pengurangan risiko bencana, yakni:

  • Membuat program dan kegiatan yang berikhtiar dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim
  • Membentuk kelompok kelmpok peduli sungai dan lingkungan
  • Membangun jejaring komunikasi lintas sektoral
  • Membangun komunikasi antar komunitas hulu-hilir
  • Membangun jejaring relawan
  • Membentuk gugus tugas kesiapsiagaan bencana
  • Mitigasi dan upaya-upaya pencegahan
  • Edukasi dan pemberdayaan masyarakat

Semoga diharapkan, dengan adanya program dan upaya yang sudah dilakukan bisa mengurangi dampak risiko bencana banjir yang sering terjadi di beberapa wilayah saat musim hujan datang. Selain itu, jangan lupa untuk selalu menjaga lingkungan dan kesehatan ya, Sob! (MA)