Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas KN-PRBBK XIV 2021, Yuk Ikutan

 Jakarta, (20/09/21) – MPBI telah mencatat kegiatan refleksi PRBBK di berbagai daerah dan telah dilakukan sebanyak 34 kali secara daring (online) melalui webinar, FGD (diskusi kelompok terfokus), dan diskusi tematik. Kegiatan tersebut telah diikuti lebih dari 2.000 orang yang terdiri dari 558 perempuan dan 1.443 laki-laki. Untuk menindaklanjuti diskusi tentang pengembangan praktik baik, perluasan jejaring, serta pembelajaran inisiatif masyarakat agar dapat dikelola dan terus bergerak untuk menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru secara sistematis, maka perlu dilakukan pertemuan secara kolektif melalui acara Konferensi Nasional Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK).

Saat ini, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) bekerja sama dengan berbagai pihak dalam penyelenggaraan Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK) XIV 2021. KN-PRBBK XIV memiliki tema “Refleksi dan Penguatan Strategi PRBBK dan Percepatan Penanganan COVID-19 di Indonesia”, di mana puncak acaranya akan dilaksanakan secara daring (online) pada tanggal 20-24 September 2021.

Konferensi Nasional PRBBK XIV 2021 dilaksasnakan dengan agenda-agenda pembukaan, berbagi refleksi di wilayah, gelar wicara (talkshow), 10 diskusi tematik, dan 6 Ignite Stage yang akan menampilkan para narasumber, penanggap dari komunitas, pemerintah, praktisi, organisasi/lembaga, dan akademisi yang akan berbagi pembelajaran tentang praktik baik PRBBK di Indonesia.

KN-PRBBK XIV 2021 sendiri memiliki empat tujuan strategis, yaitu :

  • Pendokumentasian pengetahuan dan praktik-praktik PRBBK di Indonesia,
  • Pemutakhiran pendekatan, pengetahuan dan praktik-praktik PRBBK di Indonesia,
  • Penguatan jejaring gerakan PRBBK di Indonesia,
  • Pengembangan PRBBK sebagai strategi percepatan penanganan COVID-19, pemulihan ekonomi nasional dan membangun ketangguhan masyarakat.

Konferensi ini diikuti oleh perwakilan masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), LSM Internasional, pemerintah, pihak swasta, serta akademisi, yang mana dikenal juga sebagai konsep Pentahelix. Hasil dari KN-PRBBK XIV 2021 sendiri akan menjadi bahan untuk menyusun kertas posisi yang dihasilkan dari refleksi di daerah supaya merumuskan pendekatan yang lebih efektif untuk membangun ketangguhan bencana di tingkat masyarakat.

Kami berharap PRBBK dapat terus berkembang, bersinergi, dengan upaya pemerintah dan unsur pentahelix lainnya dalam mengurangi risiko bencana. Konferensi ini menjadi bagian penting untuk menyatukan upaya tersebut dengan dukungan dari ribuan aktivis, sukarelawan, serta masyarakat yang memiliki perhatian khusus kepada sektor kebencanaan,” tegas Avianto Amri, Ketua Umum MPBI KN-PRBBK XIV 2021.

Konferensi ini juga sebelumnya telah diawali dari kegiatan refleksi di setiap wilayah yang mewakili 20 provinsi dan 9 region pulau di Indonesia, serta sudah dilaksanakan sejak tanggal 8 Agustus – 15 September 2021. Hasil refleksi sudah menghasilkan temuan-temuan terkait dengan tata kelola kebijakan, implementasi PRBBK di masing-masing region, serta praktik baik dan buruk dari PRBBK.

Hasil temuan dan segala informasi tersebut sudah dipublikasikan dan dapat diakses melalui link https://linktr.ee/kn.prbbk. Sidang Pleno KN-PRBBK XIV 2021 juga membentuk harapan untuk memperkuat gerakan PRBBK di Indonesia. Harapan tersebut termasuk untuk membentuk :

  1. Tata Kelola PRBBK: Kebijakan Operasional, Mekanisme Pendanaan, dan Pelembagaan PRBBK,
  2. Model Ketangguhan, Strategi Perluasan termasuk di dalamnya replikasi, modifikasi, inovasi, dan kolaborasi,
  3. Monitoring Evaluasi PRBBK di Indonesia: Kontrol Kualitas, Penguatan Gerakan/program PRBBK, serta Kemandirian dan Keberlanjutan. 

MPBI sendiri bersama dengan lembaga-lembaga pemerhati kebencanaan dan didukung oleh lembaga kemanusiaan internasional telah menyelenggarakan Simposium PRBBK pertama pada tahun 2004. Namun, sempat terhenti selama empat tahun, dikarenakan pertimbangan perkembangan pandemik COVID-19, serta peran strategis komunitas dalam pengendalian dan percepatan penanganan COVID-19 saat ini, juga dinamika upaya-upaya pengurangan risiko bencana di tingkat tapak.

Saat ini pandemi COVID-19 tidak hanya memberikan dampak langsung pada sektor kesehatan masyarakat, namun juga memberikan dampak negatif terhadap sektor ekonomi masyarakat secara nasional. Pemerintah Indonesia sendiri telah membentuk Satuan Tugas COVID-19, Komite Penanganan COVID-19, dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Pemulihan kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat termasuk dalam upaya-upaya penanganan tersebut. Untuk itu, upaya-upaya aktif dari masyarakat dan komunitas perlu disinergiskan dengan upaya pemerintah agar beberapa kebijakan publik serta program penanganan yang dilakukan dapat mempercepat penanganan COVID-19 secara optimal. (MA)